Lihat ke Halaman Asli

Sirajul Huda

Guru les rumahan

Mungkin Suatu Hari Nanti

Diperbarui: 6 Oktober 2024   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin suatu hari nanti, di pagi yang sepi, lelakimu cemas memandang tubuhmu yang lelah karena mesin suci sedang berulah. Ia gegas mengganti, dari manual menjadi digital

Mungkin suatu hari nanti, di malam yang masih ramai, engkau sedang memilih-milih baju dan mengambilnya satu pada sebuah mall, lalu lelakimu menambahkan menjadi tiga, "Ambillah, belum tentu corak dan warna yang seperti ini selalu tersedia"

Mungkin suatu hari nanti, saat kau mulai jenuh sendirian, ia membawamu ke tempat-tempat yang baru, yang diberitakan berulang-ulang di media sosial

Tapi, ketika sedang berada di meja makan, hanya mengambil sebuah sendok sendirian ke belakang, ia terlihat enggan. Untuk sekadar menuangkan kopi dan gula dengan air yang telah kau sediakan, ia sungkan. Hanya belanja penyedap di warung tetangga untuk menggenapkan bumbu masakanmu yang kurang, ia gengsian

Lalu kau merindu pada Ayah dan Ibumu yang dulu saling menggenapkan, hingga tak tahu kau membedakan siapa diantara mereka yang laki-laki dan siapa diantara mereka yang perempuan, selain saling meringankan dan mengandalkan

Air Tawar, Padang, 6 Oktober 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline