Lihat ke Halaman Asli

Sirajul Huda

Guru les rumahan

Jemput Aku, Mak

Diperbarui: 2 Februari 2024   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tanah rantau ini, takada makanan senikmat buatanmu, Mak.

Aku taktahu, apakah cabai yang kita tanam, berbeda dengan cabai yang mereka makan.

Di sini, temannya nasi: gulai ikan, ayam goreng balado, dan tumis kangkung, semuanya ditambahkan gula sebagai penguat rasa. Tapi saat kumakan, takada keringat yang sir mengalir dari tubuhku. Lidahku berduka sejadi-jadinya, Mak.

Di sini, di tanah rantau ini, orang-orang hanya membanggakan gedung-gedung nan tinggi, bahkan rumah-rumah yang mereka bangun, ditutup pagar yang tingginya melebihi tubuhku.

Mereka memakai sepatu bukan hanya hingga pintu, tapi terus ke ruang tamu, menuju tempat tidur. Katanya, kaki telanjang kita jauh lebih kotor dan berminyak, meninggalkan kuman pada karpet mereka yang kita injak. 

Jemput aku, Mak.

Jika mungkin, kembalikan aku ke rahimmu.

Air Tawar, Padang, 2 Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline