Biarkan saja rumah kita begini:
dinding-dinding kayu yang bolong, langit-langit yang rapuh seperti mau runtuh, meja makan yang reot, kaki kursi yang hanya tinggal tiga hingga yang satunya lagi harus diberi penyangga dan tungku yang menua penuh jelaga
Biarkan anak-anak kita membacanya, dan menafsirkannya
Aku tak ingin mereka hanya mengeram seperti ayam betina di rumah ini
Maka, satu persatu anak-anak Umak dan Ayah mulai meninggalkan rumah yang ramah. Berpetualang menjelajahi jalan-jalan yang lebar, gedung-gedung yang mencakar. Kepandaian-kepandaian dapat ditukar dengan sejumlah uang untuk bisa bertahan
"Mana mereka, anak-anak kita, adakah yang pulang saat lebaran kurban menjelang?"
"Bukankah engkau yang menitahkan mereka berpetualang, tiba tiba memerintahkan pulang"
Umak tertawa, mungkin ia bangga, atau kemungkinan yang lain, ia sedang melipat air matanya. Kukira Ayah juga tak bisa lagi membedakan antara keduanya
Air Tawar, Padang, 6 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H