Lihat ke Halaman Asli

Sirajul Huda

Guru les rumahan

Puisi: Ibu Ingin Mengumpulkan Pecahan-pecahan Kemiskinan

Diperbarui: 4 Desember 2021   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Ibu dan anak. (sumber: unsplash.com/@1walter2)

Di penghujung malam, tiba-tiba Ibu ingin mengumpulkan pecahan-pecahan kemiskinan yang berserakan di ruang ingatan

Mendapati anak lelakinya yang pulang lebih awal lantaran uang sekolah yang belum dibayar. Menerima Petugas Puskesmas yang melarang Ibu menambah anak lantaran telah bersangatan banyak. Melezatkan kembali nasi yang hampir basi agar anak-anak bisa berdiri tegak

Masih adakah yang lain?
Kali ini Ibu semakin bersemangat

Jualan Ibu yang kembali utuh, tak tersentuh. Jangankan orang mendekat, lalatpun tiada hinggap. Ibu yang pernah ke rumah sakit, bukan karena sakit, hanya berpura-pura sakit, agar mendapat paracetamol untuk disimpan jika sewaktu-waktu anaknya sakit. Ibu yang menutup pintu rapat-rapat saat penjaja makanan berteriak, agar tiada terdengar oleh anak-anak

Masih adakah yang lain?
Kali ini tangis Ibu tertahan disebalik senyum yang dipaksakan

Mungkin, jika dedaunan yang ada di bumi dijadikan kertas, dan air laut dijadikan tinta, takkan pernah cukup melukiskan penderitaan Ibu

Tapi...
Itu dulu, sekarang sudah tak

Air Tawar, Padang, 25 November 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline