Lihat ke Halaman Asli

Sirajul Huda

Guru les rumahan

Kisah Ibu dan Sebuah Mangga

Diperbarui: 9 Juni 2021   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah mangga pemberian tetangga
Tadi siang dibawa oleh Ibu pulang
Kami, anak-anak Ibu tersenyum-senyum
Membayangkan baunya yang sedap
Dan rasanya yang lezat

Ibu mengirisnya tipis- tipis
Agar dagingnya tak terbawa oleh kulit
Sedangkan kami antre, menunggu giliran

Sesekali terjadi pertengkaran
Lantaran adikku yang paling kecil
Merasa dapat jatah yang tidak adil

Aku melihat sebuah kejanggalan
Daging mangga yang dikupas Ibu
Warnanya kecoklat-coklatan
Entah "zat besi" yang ada pada pisau
Atau jangan-jangan Ibu yang lupa cuci tangan
Tapi, itu tiada kami hiraukan

Kini, anak-anak Ibu telah berserakan
Menyusuri jalan nasibnya sendiri-sendiri
Walau kami telah bisa membeli berkilo-kilo mangga, tapi saat memakannya, takkan pernah lagi kami mendapatkan rasa yang sama saat makan bersama Ibu waktu dulu

Entah karena cara kami makan yang saling berebutan, atau tangan Ibulah yang memang keramat. Atau jangan-jangan karena warnanya yang kecoklat-coklatan lantaran Ibu lupa cuci tanganlah yang membuat rasanya semakin lezat

Hanya Tuhanlah yang tahu tentang hal itu


Air Tawar, Padang, 9 Juni 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline