Lihat ke Halaman Asli

Matthew Sirait

Cendekiawan

Jabatan Tinggi: Untung Atau Rugi

Diperbarui: 2 September 2020   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jika Anda telusuri satu demi satu, dapat dianalisis bahwa apa yang dialami oleh Jacques Pangemanann adalah sesuatu yang menguntungkan. Akan tetapi, itu menguntungkan bagi seseorang yang ingin mempertahankan jabatannya. Bagi orang yang menginginkan kebebasan dalam kehidupan, hal tersebut adalah malapetaka yang sangat menyakitkan, mulai dari ditinggal istri sampai dituduh sebagai pembunuh. Tentunya, Anda semua mengenal novel Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer dalam tetralogi Pulau Buru. Akan tetapi, saya hendak mengulas seri terakhir dari tetralogi Pulau Buru, Yakni novel Rumah Kaca.

Rumah Kaca berbicara mengenai seorang pejabat bumiputera yang berhasil meraih salah satu posisi tertinggi pada zaman kolonialisme Hindia Belanda. Jacques Pangemanann, tokoh utama, menduduki posisi tertinggi di lembaga Algemene Secretarie. Pada saat itu, ialah yang paling sering bertemu dengan gubernur jenderal. Nasib penduduk Hindia Belanda ada di tangannya dan ialah yang paling mengerti gerak-gerik setiap pejuang yang Anda kenal, terutama Raden Mas Minke atau Tirto Adhie Suryo.

Posisi yang ia dapatkan tentunnya menjadi impian dari setiap orang pada waktu itu. Hal ini terbukti pada saat Jacques mendapatkan surat pensiun dari kepolisian sekaligus surat promosi untuk naik jabatan ke Algemene Secretarie. Gaji yang ia dapatkan pada saat itu bisa mencapai 300 gulden per bulan. Dengan gaji sebanyak itu, dalam sepuluh bulan, seseorang bisa memperoleh sebuah kamarbola atau gedung indah pada masa itu.

Seiring waktu berjalan, ia pun dilanda oleh banyak masalah yang datang dari banyak pihak. Ia yang tadinya menghormati Minke harus mengasingkannya ke pulau terpencil agar misi kolonial gubernur jenderal dan sri ratu dapat berjalan dengan lancar. Istrinya pun meninggalkan dia karena Jacques terus meminum minuman keras sehingga dapat memberikan pengaruh negatif bagi anak-anaknya. Di samping itu, Jacques tertuduh sebagai pembunuh dari seorang pelacur Betawi. Ia pun dapat terbebas dari kasus tersebut walaupun harus membayarkan uang sebesar 1.500 gulden untuk menghilangkan barang bukti. Anggap saja itu adalah sebuah uang sogokan jika Anda menggunakan istilah zaman sekarang.

Jika Anda telusuri satu demi satu, dapat dianalisis bahwa apa yang dialami oleh Jacques Pangemanann adalah sesuatu yang menguntungkan. Akan tetapi, itu menguntungkan bagi seseorang yang ingin mempertahankan jabatannya. Bagi orang yang menginginkan kebebasan dalam kehidupan, hal tersebut adalah malapetaka yang sangat menyakitkan, mulai dari ditinggal istri sampai dituduh sebagai pembunuh.

Setiap hal memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jika Jacques menggunakan jabatannya untuk mendukung Minke, Ia akan lebih cepat dilengserkan karena perbuatannya melawan gubernur jenderal dan sri ratu. Akan tetapi, jika jabatan ingin dipertahankan, ia harus menkhianati sebangsanya sendiri. Sekian...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline