Lihat ke Halaman Asli

Taliban, Tuntutlah Ilmu Sampai ke Amerika Serikat Bukan Lagi Tenteng Senjata?

Diperbarui: 20 Agustus 2021   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Banjarmasin Post, Didik Triomarsidi

Secara bahasa, taliban berasal dari bahasa Arab, artinya penuntut ilmu, pelajar atau mahasiswa. Di Indonesia, karena itu menjadi nama bagi sebagian orang. Tapi, belakangan ini nama "Taliban" agak tercemar di KPK?

Kembali kita topik kita, setelah Taliban menguasai seluruh Afganistan, beberapa pihak mengkhawatirkan cara Taliban mengelola negara. Beberapa penutur asal Afganistan merasa takut kalau terjadi penindasan terhadap wanita dan kebebasan pers. Namun, juru bicara Taliban mengatakan sebaliknya, semua akan dilindungi.

Beberapa pemimpin internasional, seperti India dan Turki mulai berupaya menjalin komunikasi dengan pemimpin Taliban.

Sebagian lagi merasakan kecemasan atas peristiwa itu, seperti Mantan Presiden AS Donald Trump, "Apa yang telah dilakukan Joe Biden dengan Afghanistan sangat legendaris. Ini akan menjadi salah satu kekalahan terbesar dalam sejarah Amerika!" katanya dalam pernyataan pada hari Minggu (15/8/2021). "Sudah waktunya bagi Joe Biden untuk mengundurkan diri dalam aib atas apa yang dia biarkan terjadi di Afghanistan."

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dengan tegas mengatakan pada hari Minggu (15/8) bahwa dirinya tidak mengakui Taliban.

Pada bagian yang sama, Presiden Afganistan Ashraf Ghani memilih meninggalkan negara itu untuk menghindari pertempuran hebat.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyimpulkan, "Para pemimpin Afghanistan harus bersatu." "Mereka harus berjuang untuk diri mereka sendiri." Tidak mungkin Amerika Serikat terus berada di negara Asia Tengah itu. Mayoritas publik AS mendukung Biden dalam mengakhiri "perang tak berujung itu?"

Nah, sekarang katakanlah Taliban sudah menguasai dan bahkan mengambil alih kontrol Afganistan, upaya serius di bidang politik, perdamaian, pendidikan, ekonomi, kesejahteraan, dan kesehatan sebaiknya menjadi prioritas.

Taliban dapat menunjukkan sebagai pecinta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana namanya yang masyhur di Indonesia. Taliban dalam semantik Indonesia adalah pelajar atau pencari ilmu, bukan lagi penenteng senjata yang mengandalkan cara militeristik menangani segala sesuatu. Taliban, perlu misalnya belajar ke Amerika Serikat terkait dengan demokrasi dan kebebasan dalam hal tertentu.

Kita berharap Taliban dapat mengelolah negara mereka sendiri sebagaimana juga diharapkan oleh Presiden Amerika Joe Biden. Saya rasa, ini bukan kekalahan AS, melainkan juga keterbukaan AS untuk mengakui hak negara lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline