Apa Anda hidup bahagia?
Pertanyaan yang mudah dijawab dengan "Ya" bercampur "ragu?" Tergantung, definisi hidup bahagia yang dilekatkan pada maknanya, ujar si penjawab? Semacam teka-teki kehidupan menutupi kepura-puraan daripada berkata jujur: belum bahagia?
Akhir-akhir ini terasa kondisi tubuh yang semakin menua, sakitan. Atau orang yang lebih muda, belum dapat pasangan dan pekerjaan. Yang sudah dapat jodoh dan pekerjaan terasa tidak sesuai dengan idaman dengan gaji kerja minimal? Jiran yang mulai menyebalkan? Pemerintahan yang dianggap tak becus mengurusi rakyat? Bahkan hubunganku dengan diri sendiri cukup bertentangan, semacam perang diri sendiri? Dengan saudara juga, meledak perang saudara? Untunglah ada gencatan senjata sementara.
Itulag jeda daftar riwayat keluhan kita dapat semakin panjang, semacam daftar abjad absen peserta didik atau menu di restoran? Kritikan, keluhan, dan gerutuan menunjukkan betapa malangnya jalan hidup yang kita jalani sekaligus menunjukkan betapa belum bahagianya kita dalam kehidupan.
Saya bukanlah pakar atau motivator hidup bahagia. Saya tidak kekecualian di sini, kadang mengeluh lebih terasa nikmat, padahal laknat? Sebagian orang yang saya kenali ahli dalam memberi nasihat lisan dan tulisan.
Tetapi, kadang mereka lebih bermasalah daripada orang yang hendak mereka nasihati itu? Ini agak lucu, tetapi kehidupan lebih nyata sebagai realita dibanding omelan dan tulisan ini?
Jadi, kalaulah pembaca budiman sudah merasa hidup bahagia, stop saja membacanya sampai di sini! Tapi, kalau pembaca merasa ada masalah ini dalam diri, mungkin ada baiknya menuntaskan bacaan gratis ini!
Pembaca yang budiman, kalau kita masih mencari definisi bahagia juga menandakan kita belum bahagia. Maka kebahagiaan biasanya didefinisikan orang bijak lebih sebagai sifat dan perilaku orang bijak secara rohani.
Maksudnya, ketika Anda semakin tawakal, syukur, sabar, ikhlas, tawaduk, kasih, pemaaf, toleran, dermawan, dan kualitas sifat baik lainnya yang diperbuat.
Anda dipastikan lebih bahagia dibanding sekadar hanya memenuhi kebutuhan jasmani, makan, minum, senggama, ngumpul uang, mobil, bisnis, rumah, apartemen, investasi, dan sifat material lainnya. Namun, jika Anda tak punya bagian yang terakhir itu, yang bersifat material tampaknya juga hidup cukup derita?
Sepanjang hayat orang berupaya mencari kehidupan bahagia dari pemenuhan jasmani hingga rohani. Anda menatap orang memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga, bekerja, social, berjemur di pantai, menyalurkan hobi, pemanjaan tubuh, hingga kuliner dan hiburan, semuanya sebuah cara pencarian kebahagiaan?