Lihat ke Halaman Asli

Tebar Empat Hikmah Ramadan

Diperbarui: 27 Mei 2018   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: ilustrasi Suasana saat buka puasa di Istanbul, Turki(Pinterest) Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Buka Puasa Pertama di Istanbul Berlangsung Meriah, http://aceh.tribunnews.com/2017/05/28/buka-puasa-pertama-di-istanbul-berlangsung-meriah. Editor: faisal

Apa itu hikmah? Hikmah berasal dari kata Arab, hakama, dengan ejaan h-k-m. Dari akar kata Arab itu, diserap ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya, hukum, hakim, dan hikmah. Arti hikmah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/http://kbbi.co.id/arti-kata/hikmah: hik*mahn1 kebijaksanaan (dr Allah): kita memohon -- dr Allah Swt.;2 sakti; kesaktian: -- kata-kata;3 arti atau makna yg dalam; manfaat: wejangan yg penuh --;
ber*hik*mahv1 berguna; bermanfaat; 2 memiliki kesaktian (kekuatan gaib dsb).

Untuk memudahkan arti hikmah, mari kita padukan dengan kata "hukum dan hakim" yang seakar kata tadi di atas. Hukum adalah peraturan, patokan, atau putusan. Biasanya yang memutuskan hukum adalah hakim. Hakim ialah orang yang mengadili perkara, semacam juri atau penilai suatu perkara untuk diputuskan.

Tentu saja, seorang hakim dalam proses memutuskan hukum paling tidak perlu mempertimbangkan dua sisi yang berperkara: pihak jaksa penuntut dan pihak pembela. Hakim mempertimbangkan alat bukti, saksi, dan saksi ahli yang dihadirkan masing-masing dua pihak yang berperkara untuk dinilai. Itu makanya seorang hakim perlu hikmah dan bijak menimbang dua sisi itu sekaligus, dengan penuh pertimbangan bijak itulah dipalulah keputusan hakim dengan adil, hikmah, atau bijak.

Seorang hakim yang memutuskan hukum dengan berat sebelah dinilai kurang adil. Apalagi kalau sengaja turut merekayasa perkara demi suap. Maka, hakim yang demikian dinamai curang. 

Jadi, sikap hikmah paling tidak ketika kita mampu menimbang setiap kewajiban, persoalan atau permasalahan dari dua sisi sekaligus. Sederhananya, setiap menghadapi tantangan hidup ini, pandanganlah minimal dari dua sisi yang berseberangan, bertolak-belakang, sisi positif dan negatifnya secara seimbang. Itulah makna hikmah yang kupahami dari arti harfiah dan istilah di atas.

Arti lain, makna hikmah juga disemantikkan dengan nilai paling positif dari segala peristiwa. Bahkan, saat bencana menimpa. Pertanyaan, paling positif diajukan, apa hikmah kejadian/peristiwa/bencana itu? Inilah sisi pandang hikmah, lebih mengutamakan makna dan nilai positif yang terkandung di dalamnya daripada menyesali diri atau masa lalu akibat negatif sesuatu.

Hikmah Ramadan

Lalu, bagaimana kita memaknai hikmah Ramadan untuk ditebarkan kepada semua orang dan semesta? 

Pertama, Ramadan adalah bulan puasa bagi setiap Muslim/Muslimat yang baligh. Puasa artinya menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga matahari terbenam. Istilah ini sudah lazim dalam hukum fiqih. Secara hukum zahirnya, mampu menahan diri dari makan dan minum misalnya, padahal tersedia di rumahnya.

Hal tersebut dapat menjadi bentuk hikmah pengendalian diri yang lebih luas, misalnya mampu mengendalikan makan dan minum berlebihan, mampu mengendalikan panca-indra ke jalan yang baik, dan yang paling utama sanggup mengendalikan diri; jasad, rohani, pikiran, perasaan, motif, dan tindakan secara hikmah/bijak. Itulah hikmah utama kendali diri.

Kedua, tujuan dari puasa adalah takwa. Ingat ini, sasarannya takwa. Meskipun puasa kelihatannya latihan fisiologis, fisik, dan kendali jasmani, tujuan akhirnya derajat takwa. Takwa merupakan sebuah kualitas atau sifat daripada bentuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline