Lihat ke Halaman Asli

Siput Ungu

Warga Desa Rangkat biasa yang tersesat selama bertahun-tahun mencari diri sendiri

Tukang Parkir Liar Meresahkan

Diperbarui: 12 Mei 2024   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masuk apotek beli obat sanmol yang 4 ribuan, lalu bayar parkir 2 ribu. Sudah setengah harga barang yang dibeli. Rugi dong.

Masuk masjid agung mau solat untuk berdoa semoga diberikan rezeki karena kurang nya uang, pulang nya ditagih parkir 5 ribu. Sedih.

Beli bubur pinggir jalan, harga bubur 7 ribu, sate2an 2 ribu. Selesai beli ada tukang parkir lagi bayar 2 ribu seharga sate2an. Rugi dong.

Beli cilok pinggir jalan ga turun dari motor, tetep di tagih. Kapok beli cilok lagi, pantesan sepi yang beli.

Masuk warteg di bungkus, ga sampai 3 menit, ada parkir lagi, kapok lagi beli disana, pantes sepi yang beli.

Ke warung beli cabai se ons doang, eh ada tukang parkir, apes.

Apakah saya ikhlas ? Tidak ,saya tidak pernah ikhlas pada tukang parkir liar tanpa aturan yg jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline