Lihat ke Halaman Asli

Siput Ungu

Warga Desa Rangkat biasa yang tersesat selama bertahun-tahun mencari diri sendiri

Tukang Parkir Liar: Menghancurkan Usaha Kecil

Diperbarui: 9 Desember 2023   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tukang bubur dipertigaan jalan dengan bangku yang sederhana selalu ramai dikunjungi. Rasa bubur nya enak dan juga murah. Lalu inisiatif menambahkan bangku lebih agar orang-orang lebih banyak datang. Tiba-tiba ada tukang parkir liar disana, tentunya bukan kemauan si tukang bubur itu. Lama-lama berkurang lah pengunjungnya, siapa juga yang mau membayar tukang parkir yang sama dengan harga tusuk ati ampela atau telur puyuh, dan harga bubur jadi terasa mahal karena ada beban biaya parkir. Akhirnya tukang bubur itu bangkrut karena sepi pengunjung.

Tukang es doger samping bank swasta tak pernah sepi pembeli. Sudah memiliki pelanggan tetap anak-anak SMA. Berkembang dengan menyewa ruko kecil yang masih dekat dengan tempat lama. Ada tukang parkir juga, akhirnya pembelinya menurun, masih ada anak SMA yang suka beli tapi tak sebanyak dulu. Setiap pembeli jadi banyak dibungkus karena menghindari bayar parkir. Akhirnya balik lagi jualan dipinggir jalan. Siapa juga yang mau bayar parkir hanya untuk segelas es 5 ribuan. tak sebanding dengan harga yg dibeli.

Sebuah minimarket baru buka di jalan tembus pedesaan. Jalan ini banyak dilalui orang2 untuk berangkat kerja atau bisa dibilang jalan pintas. Tidak banyak warung2 kecil disekitarnya jadi tidak mengganggu. Awal pembukaan banyak promo dan hadiah, warga desa dan orang-orang yang melalui jalan ini terbantu memenuhi kebutuhan sehari2 di minimarket ini. Sudah jelas ada tulisan besar "PARKIR GRATIS" tapi tetap saja masih ada yang belum bisa baca dijaman ini dan munculah tukang parkir disana. Yaaa...akhirnya sepi pembeli, dan jika ada pembeli pun yg turun hanya yg dibonceng saja, yang lainnya tunggu dimotor disebrang, siapa juga yang mau bayar parkir hanya untuk belanja yang tak seberapa harganya. 

dan mungkin masih banyak cerita lainnya perihal usaha yang mengalami kemunduran karena adanya tukang parkir liar. Semoga kedepannya tukang parkir liar ini berkurang disekitar kita.

Salam hangat,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline