Lihat ke Halaman Asli

Antara Ahok, Mui, Nusron dan Buni

Diperbarui: 13 Oktober 2016   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita terheboh sepekan ini, bikin banyak orang (termasuk saya hehehe) tidak konsen kerja, dan sibuk melahap sajian berita dan tulisan seputar itu. Seperti menonton atau membaca serial cerita seru, bikin ketagihan dan mau tahu, mau tahu .. mau tahu lagi. Heran ya, dulu politik adalah hal yang paling membosankan, mengapa sekarang, sejak 2 atau 3 tahun terakhir jadi begitu menarik .

Mungkin karena tokoh-tokohnya yang bikin menarik, kontroversi, sisi baik sisi buruk, sisi gelap sisi terang, tokoh antagonis dan tokoh sentral semakin tajam, alur cerita dan intrik-intrik semakin menarik, layaknya film-film Hollywood yang semakin banyak menampilkan tokoh-tokoh superstar dalam 1 film (seperti Avengers, Batman bertemu Superman .... khayalan masa kecilku yang akhirnya diwujudkan ;)), berhadapan dengan tokoh penjahat dan kroninya yang semakin jahat serta intrik yang semakin pelik dan seru . Dan semoga seperti ending film-film tersebut, tokoh-tokoh baik akhirnya menang . Agar selalu memberi harapan, kebaikan bagaimanapun tetap akan menang . Jadi jadilah orang baik ;)

Kembali ke tokoh-tokoh nyata kita di atas, saya ingin menyoroti 1 hal penting yang mungkin jarang dibahas, yaitu dari sisi penjualan. Nah lho, apa hubungannya ? Banyak orang tidak mengerti, sebenarnya setiap dari kita, sepanjang hidup kita berusaha menjual sesuatu kepada orang lain, walaupun kita bukan berprofesi sebagai sales atau marketing.

Kita menjual “diri” saat interview untuk mendapatkan pekerjaan, menjual “diri” kepada calon pasangan dan calon mertua, Menjual ide kepada anak kita tentang harus rajin belajar, makan sayuran dan buah, menjual barang-barang bekas kita, menjual rumah atau menyewakan rumah, termasuk menjual ide tentang apa yang kita percaya dan yakini. Menjual itu adalah seni bagaimana komunikasi yang kita sampaikan kepada orang lain, supaya mereka tertarik, mau, setuju, atau membeli yang kita tawarkan.

Nah balik ke tokoh-tokoh tadi, mari kita teropong satu per satu berdasarkan kasus yang heboh itu dari ilmu penjualan .

AHOK

Kalau cagub-cagub lain berkeliling dari satu kampung ke kampung lain, menyapa, berinteraksi, membuat kontrak / janji-janji politik, agar calon pemilih nanti mau “membeli “ (= menyoblos, memilih, mendukung) karena ide-ide maupun personal (tampang, tutur kata, pembawaan santun) mereka. Ahok sebagai petahana memilih menjual dengan bekerja, meresmikan hasil kerja dan salah satunya dengan penduduk di kepulauan seribu, sambil sedikit memberikan “pesan sponsor” .

Mungkin Ahok bermaksud menunjukkan bahwa dirinya tulus ingin memberikan yang terbaik bagi penduduk di sana, walaupun mereka akan ragu apakah nanti tetap memilihnya kembali karena faktor perbedaan keyakinan yang digembor-digemborkan beberapa pihak lawan politik melalui berbagai cara, dengan menggunakan ayat kitab suci . Ahok ingin memperlihatkan bahwa dia adil, ikhlas, dan memahami kegamangan, kebimbangan hati warga, antara harus memilihnya karena sudah memajukan kehidupan warga atau mengikuti anjuran/nasihat agar tidak memilihnya karena berbeda agama . Ahok membebaskan warga untuk memutuskan sendiri apa yang terbaik buat mereka , dan berjanji apaupun yang terjadi (jika mereka tidak memilihnya atau dia kalah dalam pemilihan cagub), program yang baik yang sudah jalan akan tetap dijalankan, dan warga tetap mendapat manfaat seperti sekarang .

Itu juga salah satu tehnik menjual “diri” secara halus, tujuannya mungkin memberikan kesan positif. Sayangnya Ahok kurang sensitif, ceroboh dan tidak jeli, dengan menyebut secara gamblang ayat yang dipakai . Walaupun warga yang hadir saat itu tidak merasa tersingggung atau marah, karena konteksnya memang tidak dimaksudkan untuk membuat umat muslim marah (memangnya Ahok mau bunuh diri ?, tentu tidak) . Namun Ahok lupa, banyak pasang mata dan telinga dari lawan-lawan politik dan simpatisan yang menunggu dengan sabar sekaligus nafsu setiap gerak gerik, ucapan, perbuatan Ahok yang bisa digunakan sebagai sumbu api untuk membakarnya . Mereka sedang menanti-nantikan setiap kesalahan Ahok yang bisa dieksploitasikan. Dan akhirnya momen itu tiba .. mereka bersorak kegirangan .

Ahok laksana smartphone Samsung Galaxy yang lagi ngetop dan terus melaju kencang dan pede meninggalkan banyak pesaingnya . Setiap keluar seri terbaru, selalu diburu dan dinantikan. Merk-merk lain berlomba-lomba menambah fitur baru nan menarik untuk mencuri perhatian khalayak, namun sulit menandinginya. Kemudian beberapa saat setelah peluncuran seri terbaru Galaxy Note7 tiba-tiba meledak .. boom dan diam . Samsung terpaksa melakukan recall produk dan merugi ratusan milyar dollar. 

Sampai ada humor yang mengatakan .. Presiden Direktur Samsung menyuruh bagian riset produk untuk membuat produk terbaru yang bakal ‘meledak’ di pasaran .. tim riset sangat patuh, dan benar-benar menciptakan produk smartphone yang meledak sungguhan ;) . Apakah Samsung akan bangkrut ? Banyak yang meramalkan tidak, justru akan lebih baik di masa depan, karena mereka akan lebih berhati-hati dan menerapkan quality control yang lebih ketat sebelum produk diluncurkan. Semoga Ahok bisa mendapat hikmah dari kasus ini juga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline