Ketika kita membaca atau membahas mengenai kondisi suatu negara atau wilayah, kita secara tidak langsung akan membahas mengenai kondisi politik, ekonomi, sosial dan teknologi (PEST) negara atau wilayah tersebut. Namun, pada saat membahas topik tersebut apakah kita sadar mengenai faktor-faktor yang memengaruhinya?.
Seiring perkembangannya, pada sebagian besar masyarakat akan sangat terfokus pada faktor-faktor jangka menengah dan pendek terhadap kondisi yang ada. Pertanyaan kemudian yang timbul adalah bagaimana dengan faktor-faktor fundamental yang membentuk dan memengaruhi peradaban kita hingga saat ini? Apakah kita mempertimbangkannya?.
Pada dasarnya pemeran utama dalam perkembangan peradaban dunia saat ini adalah manusia, dimana manusia yang secara biologis merupakan sekelompok mahluk hidup yang termasuk dalam genus homo dan spesies sapiens, pada awal perkembangannya manusia mulai bermigrasi dari dan hidup nomaden untuk memeroleh bahan makanan guna mempertahankan kehidupannnya serta melestarikan jenisnya. Manusia mengalami perkembangan kemampuan kognitifnya untuk menciptakan alat, beradaptasi, memanfaatkan alam serta memengaruhinya.
Permulaan dan perkembangan peradaban manusia sangat erat kaitannya dengan perkembangan kemampuan kognitif manusia terutama mengenai pemahaman dan penggunaan energi. Permulaan pemanfaat energi tercatat jutaan tahun lalu, ketika peradan awal manusia memanfaatkan dan menggunakan api sebagai sumber energi, dimana api tersebut digunakan untuk memasak bahan makanan dan membantu manusia dalam melakukan perburuan untuk mengumpulkan bahan makanan (hewan).
Peradaban manusia kemudian berkembang sampai pada tahap menetapnya manusia di suatu wilayah, membangun pertanian dan peternakan awal. Pada tahap ini, manusia menggunakan api sebagai sumber energi utama dalam kehidupannya, tidak hanya sebagai sumber energi untuk membuat bahan makanan, tetapi juga untuk sumber penerangan, dan perlindungan dari ancaman hewan buas. Selain itu, periode peradaban ini, manusia mulai menangkap hewan-hewan liar untuk dikembangbiakan dalam lingkungannnya (domestifikasi), mengembangkan sistem pertanian dan irigasi untuk membudidayakan tumbuhan sebagai bahan makanan dan obat-obatan, serta membuat peralatan yang mendukung kehidupannya.
Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan kemampuannya memeroleh bahan makanan, kemampuannya untuk memahami peternakan dan pertanian serta kemampuannya untuk mengembangkan peralatannya. Kondisi ini kemudian mendukung kehidupan manusia, dengan semakin menurunnya tingkat kematian pada ibu dan anak, serta memberikan nutrisi yang cukup bagi manusia untuk berkembang. Manusia selanjutnya mengembangkan system peradaban serta pemahamannya mengenai alam.
Pada abad awal masehi, manusia mulai mengembangkan pemahamannya mengenai alam, melalui ilmu pengetahuan pada bidang filsafat, matematika, astronomi, fisika dan biologi. Perkembangan ilmu pengetahuan ini berdampak pada semakin majunya manusia dalam bidang politik, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pemanfaat sumber energi yang ada.
Lompatan perkembangan teknologi dan pemanfaatan energi dalam peradaban manusia dimulai sekitar pada abad 15 M atau yang sering dikenal dengan jaman kelahiran kembali (Renaissance), dimana ilmu pengetahuan matematika, biologi, fisika, astronomi dan biologi melaju pesat seiring dengan kebebasan manusia untuk berpikir dan mengembangkan teknologi.
Pada tahun sekitar 1700an-1800an masehi yang sering dikenal dengan era revolusi industri, melalui penemuan mesin uap oleh Thomas Newcomen dan James Watt merubah wajah peradaban kita yang semula memanfaat energi sederhana/primer menjadi pemanfaatan energi mekanik yang lebih efektif. Sebelum era revolusi industri manusia menggunakan sumber energi sederhana seperti matahari dan api untuk memasak dan membakar, air, angin dan tenaga manusia maupun hewan untuk menggerakan alat transportasi. Akan tetapi, dengan penemuan mesin uap, menjadikan pekerjaan manusia menjadi lebih mudah, mulai dari mesin uap, transportasi hingga penemuan secondary energy yang mengejutkan yaitu energi listrik.
Pada tahun 1752, melalui penemuan energi listrik oleh Benjamin franklin menjadi titik awal perkembangan penemuan dan kemungkinaan pengunaan energi listrik dimasa depan. Pada tahun 1800 Alessandro Volta menemukan baterai listrik pertama, selanjutnya pada tahun 1831 Michael Faraday menemukan induksi elektromagnetik yang menjadi dasar bagi penemuan pembangkit listrik pertama oleh Hippolyte Pixii. Penerapan teori induksi listrik oleh Hippolyte Pixii ini kemudian diterapkan oleh Thomas Edison untuk membuka pembangkit energi listrik pertama di New York, Amerika serikat pada tahun 1882 yang selanjutnya menyebar dan digunakan oleh berbagai negara didunia.
Peningkatan kebutuhan energi listrik berdampak pada peningkatan kebutuhan akan sumber energi batu bara yang digunakan untuk menggerakan pembangkit listrik. Hal ini mendorong manusia untuk mengeksploitasi bumi dan mencari sumber energi selain batu bara untuk menghasilkan energi listrik salah satunya yaitu minyak dan gas bumi.