Lihat ke Halaman Asli

Ibu Pertiwi Galau, Mahasiswa Pun Galau

Diperbarui: 25 Mei 2018   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Banyaknya permasalahan yang mendera negeri ini akibat dari perbuatan anak – anak nya sendiri membuat ibu pertiwi kita menagis dan bersedih. Mengapa  tidak, hukum yang seharusnya memberikan perlindungan kepada yang lemah dan tidak bersalah justru dicoreng oleh mereka - mereka yang memiliki kekuasaan dan kekayaan. Jabatan dan kekuasaan yang diemban telah banyak disalah gunakan demi kepentingan golongan – golongan tertentu,  bukan  tujuan mensejahterakan rakyat lagi. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat masyarakat semakin menderita, sementara mereka yang memiliki wewenang dan kebijakan didalamnya disibukkan dengan mengurusi kepentingan-kepentingan pribadi dan golongannya.

 Tidak jauh berbeda dengan calon - calon pemimpin bangsa yang kelak akan menggantikan mereka yang saat ini, Jika para pemimpin saat tutup mata karena kepentingan pribadi dan golongannya mahasiswa tertutup matanya dengan urusan asmaranya. Ini sebuah fenomena nyata yang terjadi saat ini dikalangan mahasiswa, dari sekian banyak mahasiswa yang memiliki akunt di jejaring sosial hampir 80% selalu meluapkan isi pikirannya di jejaring sosial dengan judul “galau asmara” setiap harinya, sisanya merupakan luapan pemikiran dan perasaan yang masih peduli dengan ibu pertiwi ini serta pemikiran yang sifatnya berbagi pengetahuan di jejaring sosial. Seperti yang kita ketahui saat ini, jejaring sosial merupakan wahana yang paling efektif bagi mahasiswa untuk mencurahkan segala rasa dan perasaan yang dialaminya setiap hari bahkan setiap saat. Jika setiap waktu hal – hal yang mereka ceritakan di dunia maya adalah mengenai perasaan “galau asmara” maka pernah kah mereka memikirkan akan nasib bangsa ini.Hal ini mencerminkan jika kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan negeri ini sangat minim dan tidak mau tahu dengan apa yang terjadi dengan ibu pertiwi tercinta ini. Hal ini bisa dijadikan sebagai indikasi bahwa mahasiswa tidak memiliki waktu untuk memikirkan bangsa ini,bagaimana mungkin mereka memiliki waktu untuk memikirkan masalah negeri ini sementara mereka menghabiskan waktu untuk “kegalauan asmara” masing – masing. Dan ini terjadi setiap harinya, maka pertanyaannya adalah kapan mereka akan memikirkan nasib ibu pertiwinya?

 Sebagai insan yang intelek dan terdidik sudah sepatutnya mahasiswa berperan aktif dalam memberikan solusi permasalahan bangsa ini. Karena semangat dan sprite tinggi itu berada dipundak para pemuda bangsa ini. Jika para penyumbang kekuatan dan semangat itu hanya di sibukkan dengan kegalauan “hatinya” dan para pemegang kekuasaan di negeri ini masih mengutamakan kepentingan pribadi dan golongannya, ibu pertiwi kita dalam kegalauan. Galau dengan semua permasalahan yang dibebankan kepadanya. Ingin berteriak tapi tak bersuara, ingin bercerita tapi membisu.


 Wallahu’alam


By: Founder & CEO Tokoandalan.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline