Lihat ke Halaman Asli

Keywords : China, Deng Xiaoping, Gaige Kaifang, 1978

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

D

Ass Wr Wb Shalom Horas Selamat Malam Note saya kali ini adalah tentang RRC (selanjutnya disebut China). Akhir2 ini saya penasaran dengan China, bangsa yang besar ini (1 dari 5 orang di Bumi ini adalah Orang China) akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar (mengalahkan US, so say goodbye to uncle Sam!) di tahun 2039 (Goldman Sachs) dan tahun depan akan menggantikan Jepang sebagai negara kedua terkuat ekonomi di dunia (NYT) dan China telah mengalahkan Jerman sebagai negara eksportir terbesar didunia pada tahun 2009 (WTO). Coba lihat suksesnya penyelenggaraan Olimpiade 2008 yang lalu, luar biasa! Ok cukup tentang kelebihan2 China dibidang ekonomi dan olahraga, sekarang saya akan mencoba membagi kenapa China bisa berkembang dalam 3 dekade terakhir ini seperti Naga yang lepas dan mengancam negara2 lainnya (kalo Indonesia ga terancam soalnya lagi tidur katanya kan Singa Asia yang tertidur :p) 1978 adalah tahun ‘tipping point’ bagi China. Adalah Deng Xiaoping ‘man behind the gun’ dibalik semua reformasi China yang disebut dengan Gaige Kaifang (reformasi dan keterbukaan). Pada tahun 1978 tepatnya dibulan Desember Deng mencetuskan ide reformasi ini didepan Rapat Partai Komunis China (PKC). Reformasi tersebut sering disebut Sì gè Xiàn Dàihuà (The Four Modernizations). Empat pilar empat modernisasi itu adalah Reformasi Pertanian, Industri, Teknologi dan Pertahanan. Maka sejak itu berakhirlah era ketertutupan China dengan dunia luar (China sering disebut negara tirai bambu karena sifat ketertutupannya itu, serupa dengan negara2 Eropa Timur saat itu yang disebut negara tirai besi). Segera setelah itu, kemudian diluncurkan program2 reformasi di berbagai bidang antara lain : -Reformasi Birokrasi : program percepatan pensiun untuk mengganti pekerja2 “veteran”, pemangkasan langkah2 adminisitratif dalam segala bidang untuk mengurangi pungli2, memperbolehkan birokrat untuk keluar dari pekerjaannya dan menjadi pengusaha (di Indonesia, birokrat nyambi jadi “pengusaha”) -Pemberantasan Korupsi : hukuman mati bagi para koruptor yang terbukti bersalah, hukuman ini tidak pandang bulu, bahkan petinggi2 PKC kalau terbukti bersalah pun dihukum mati. tahun 2003 Cheng Kejie (pejabat tinggi PKC) dihukum mati karena terbukti menerima suap US$ 5 juta. Kutipan dari Zhu Rongji (PM China tahun 1998) “Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor. Satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan hal itu.” -Pembentukan Zona Ekonomi Khusus, : sampai tahun 2008 China membentuk 15 zona perdagangan bebas, 32 zona pengembangan teknologi, and 53 zona pengembangan industri baru untuk teknologi tingkat tinggi (terjemahan high tech apa ya?). Shanghai, Shenzhen, Guangdong, Guangzhou adalah contoh zona ekonomi khusus di China. Kebijakan Ekonomi di Zona Ekonomi Khusus 1. Insestif pajak khusus untuk investasi asing 2. Independensi untuk perdagangan internasional. 3. Menerapkan 4 prinsip yaitu: a.Kebijakan utama untuk menarik dan memanfaatkan modal asing. b.Bentuk kerjasama ekonomi adalah join venture dan kerjasama antara asing dengan domestik. c. Produk yang dihasilkan berorientasi ekspor d.Aktivitas ekonomi digerakkan oleh ekonomi pasar - Pembangunan Infrastruktur : China membangun infrastruktur besar2an untuk menyokong perekonomian yaitu jalan tol, subway, pelabuhan, bandara, jembatan2 dll. Bendungan terbesar di dunia terdapat di China yaitu Three Gorges Dam. Menurut studi Merrill Lynch dana investasi untuk pembangunan infrastruktur di China selama periode 2009-2012 sebesar US$ 725 miliar (hampir 5x lipat total utang Indonesia :p) - Pematokan Nilai Renminbi (Yuan) terhadap dollar : walaupun sering ditekan oleh US dan UE, China tidak bergeming dalam kebijakan mematok mata uangnya terhadap dollar. Alhasil barang2 China membanjiri pasar US dan UE, hasilnya cadangan devisa China dari selisih ekspor-impor terus meningkat (data terakhir dari The Economist sebesar US$ 2 Trilliun) - Reformasi Agraria : langsung aja klik artikel kompas ini dan lihat bagaimana suksesnya China dalam reformasi agraria dengan mensejahterakan petani dan taukah anda rahasianya? KOPERASI! Ya dengan cara koperasi China berhasil mensejahterakan para petani! jadi ada apa dengan koperasi di Indonesia ya?? http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/10/03/05394937/Sosialisme.Gaya.China Dulu orang Cina Daratan terkenal jorok. Mereka meludah di sembarang tempat, WC-nya bau, toko semrawut, pelayanan di hotel dan restoran lamban, bahkan tidak ramah. Tapi itu gambaran Cina tahun 1980-an, ketika negeri itu masih diejek dengan sebutan “tirai bambu” yang gagap teknologi. Sekarang coba lihat kemajuan kota2 Shanghai, Shenzhen, Guangzhou dll. Coba lihat fakta bahwa semua operator Telco di Indonesia men-swap semua BTS mereka dari NSN (Nokia Siemens Network) ke Huawei, coba liat bagaimana CNOOC menjadi perusahaan global dan semua kesuksesan China yang ga bakal habis dibahas dalam satu tulisan ini. Terakhir, Mengapa Cina tetap bisa bertahan? sementara empat kebudayaan tertua dunia yang lain –Mesir, Babilon, Aztec, dan Yunani– lenyap ditelan bumi? Menurut teori productivity culture Michael Porter. Productivity culture muncul sebagai akibat persaingan antarbangsa akibat globalisasi (China lebih suka menyebutnya modernisasi, karena Globalisasi adalah paksaan dari US dan UE sedangkan modernisasi “bisa dikendalikan”) Semangat bersaing bangsa Cina muncul dari ingatan masa lalu, yang sebagai “bangsa besar” ternyata diinjak-injak dan dipermalukan bangsa Barat dan Jepang. Kegeraman historis itulah yang mengikat pemimpin dan rakyat Cina, dengan menyingkirkan perbedaan ideologis, etnis, dan perbedaan yang lain. Jadi kapan Indonesia mengikuti jejak China dengan cara menyingkirkan perbedaan agama, suku, ras, dan lain2?? Semoga menjadi manfaat bagi pembaca budiman Salam Hangat Jufri Ramadhan Sinurat Quotes from Deng Xiaoping : 不管黑猫白猫,能捉老鼠就是好猫. Terjemahan Bahasa : Tidak masalah apakah kucing hitam atau putih, sepanjang kucing itu bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang bagus. (komentar Deng saat memutuskan apakah China beralih ke kapitalisme ato tetep dengan ideologi Sosialismenya) 贫穷不是社会主义。要致富光荣。 Terjemahan Bahasa : Kemiskinan bukan Sosialisme, menjadi Kaya adalah Mulia (dengan cara yang benar tentunya not in Edy Tansil’s way or Anggoro’s way or Tantular’s way or another bandit2’s ways) Sumber : PwC, Goldman Sachs, Merrill Lynch, UN, WTO, GATT, NYT, The Economist, Kompas, Wikipedia, Google dsb Nb : jadi kepikiran pengen belajar bahasa Mandarin gara2 nulis note ini oya tolong dikoreksi atau ditambahkan isi dari note ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline