Lihat ke Halaman Asli

P.K Ojong: Hidup Sederhana Berpikir Mulia

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

)

Salam sejahtera Saya baru selesai membaca sebuah biografi tentang alm P.K Ojong, salah seorang pendiri Grup Kompas Gramedia. P.K Ojong mengingatkan saya dengan figur Jend (Purn) Hoegeng, mantan Kapolri yang hidupnya jujur dan sederhana. Note ini berisi ringkasan yang ada di biografi tersebut. # P.K Ojong atau Petrus Kanisius Ojong terlahir di Bukit Tinggi, 25 Juli 1920. Namanya saat lahir adalah Auw Jong Peng Koen, ayahnya Auw Jong Pauw lahir pada tahun 1870 di Pulau Quemoy, Taiwan. Dia mempunyai 3 saudara kandung dan 7 saudara tiri, Ibunya (Njo Loan Eng Nio) menikah setelah ayahnya menjadi duda karena istrinya Ang Ho Nio meninggal setelah melahirkan anak terakhir. # Ojong kecil diajarkan untuk hemat. Nasi di piring harus diharuskan sampai butir terakhir. ‘Memperoleh sebutir nasi itu sulit’ kata ayahnya. Ketika umur 12, Ojong bertanya ke ayahnya kenapa masih memakai ikat pinggang yang berumur 12 tahun dan tidak beli baru. Ayahnya berkata ‘Untuk apa? Ini kan masih bisa dipakai?’. Pada saat dewasa, Ojong memecahkan rekor ayahnya dengan memakai ikat pinggang selama 13 tahun tanpa mengganti. # Saking sederhananya, ia pernah ditawari bekerja sebagai pemetik buah persik saat diajak temannya ke Kanada. Tawaran itu tidak dianggapnya sebagai penghinaan, malah kepada temannya dia bercanda dalam suratnya: ‘Apakah lowongan sebagai pemetik persik masih terbuka buat saya? # Dia bergaul tanpa melihat status. Saat kematiannya yang melayat ada mahasiswa, menteri, tokoh2 agama, tukang sapu, seniman, sopir, duta besar, tahanan politik, pengusaha dsb. # Dia kutu buku (bahkan sampai akhir hayatnya, dia wafat dengan buku disampingnya) beragam topik dari hukum (dia alumni Rechts Hooge School/Hukum UI), sejarah, seni ,sastra, psikologi dll. Dia menyukai tanaman dan pengoleksi benda-benda seni. #Ojong yang setia mengirim buku2 kepada Sutan Sjahrir, Prawoto Mangkusasmito, Sultan Hamid, Anak Agung Gde Agung, Soebadio Sastrosatomo dan Mohammad Roem (Perjanjian Roem-Roijen) saat mereka di penjara di Madiun # Selain tokoh diatas, Ojong banyak bertukar pikiran dengan Mochtar Lubis (saat Orde Baru berani bilang ‘Korupsi sudah membudaya di Indonesia’ kemudian dipenjara), Goenawan Mohammad (Tempo), W.S Rendra, Ajip Rosidi, Ramadhan K.H, Pramoedya, Taufik Ismail, Soe Hok Gie dsb. # Dia mempelopori berdirinya R.S Sumber Waras, Universitas Trisakti dan Tarumanegara, Yayasan Obor, YLBHI (bersama Ali Sadikin, Andan Buyung dll), Radio Sonora, dsb. # Dia pernah mengalami 2 kali pembredelan. Pertama pada masa Orde Lama saat menjadi Pemimpin Star Weekly (dibredel karena sering mengkritik kebijakan Soekarno) kedua Kompas pada masa Orde Baru karena meliput demo pergerakan mahasiswa ITB tahun 78 yang meminta Soeharto turun. # Pemilik Nyonya Rumah di Bandung, Julie adalah pengasuh rubrik masak di Kompas pada awal 70an. Nama Nyonya Rumah adalah nama dia saat mengasuh rubrik masak di Star Weekly. Sesama mantan murid HCK (Hollandsch Chineesche Kweekschool/setingkat SMA)yang menggantikan Ojong sebagai kepala sekolah Budi Mulia # Konsep ‘empat sehat lima sempurna’ diperkenalkan oleh Prof Poorwo Soedarmo, seorang dokter ahli gizi yang mengasuh ruang gizi di Star Weekly. Ojong sangat peduli dengan masalah gizi rakyat Indonesia. #Ojong seorang yang nasionalis. Menurutnya, warga negara Indonesia selayaknya belajar di sekolah berbahasa dan berorientasi Indonesia. Pada dekade 50an puluhan ribu anak WNI keturunan duduk di sekolah asing dengan bahasa pengantar, orientasi, kurikulum dan guru asing pula. Jika hal ini berlangsung terus menurut Ojong, makin lama akan makin banyak orang yang namanya saja WNI tetapi kurang paham bahasa Indonesia, kurang tahu sejarah, dan mungkin pula kurang cinta pada negara dimana ia menjadi warganya. # Ojong merupakan teladan bagi banyak orang. Pada saat menjadi pemimpin Star Weekly, dia bersedia memompa sepeda motor yang kempes milik karyawannya (Tan Hong Gie) yang lebih muda 15 tahun saat berkunjung ke rumahnya, dia juga bersedia mengunjungi rumah karyawannya (Tan Tjoei Hokc) yang sakit di gang becek, bahkan uang makan dia sama seperti sopirnya saat dia memimpin Kompas. # Ojong adalah seorang pekerja keras. ‘Di kantor ia tidak pernah menganggur’ cerita Vera Ong, sekretaris Star Weekly. Kalau sudah menyelesaikan tulisan dan tersisa sedikit waktu, ia mengambil surat dari meja Vera untuk diketik sendiri. Dalam kamusnya tidak terdapat istilah ‘tidak ada pekerjan’. Menurut Ojong ‘Pekerjaan bisa dicari. Membaca buku pun termasuk bekerja’ # Ojong orang yang gigih dan tidak setengah2 kalau melaksanakan sesuatu, apalagi dalam usaha merebut hati gadis pujaannya, Catherine Oei Kian Kiat. Walaupun sempat ditolak pergi misa bareng, Ojong tetap kekeuh mengajak misa. Pada tanggal 25 Desember 1947 kencan pertama mereka, 24 April 1949 mereka bertunangan dan menikah tanggal 6 Juli 1949. Mereka dikaruniai enam anak (empat laki-laki dan dua perempuan) Salam Hangat JRS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline