Lihat ke Halaman Asli

Satrio Langgeng Bagas

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Isu Resesi 2023, Apa Dampaknya Bagi Warga Sekolah SMA Negeri 22 Jakarta?

Diperbarui: 13 Desember 2022   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta -- Isu resesi ekonomi sedang ramai diperbincangkan selama beberapa bulan terakhir. Negara di seluruh dunia mengkhawatirkan resesi yang diprediksi terjadi pada tahun 2023 karena dapat berdampak secara global.

Iwan Riyandi S. Pd. selaku tenaga pendidik mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 22 Jakarta berpendapat bahwa hal yang kemungkinan menjadi dampak resesi adalah inflasi atau kenaikan harga secara konsisten dalam kurun waktu tertentu. Kenaikan harga tersebut menurunkan daya beli masyarakat yang berimbas pada menurunnya grafis pertumbuhan ekonomi.

"Resesi tahun depan bisa saja terjadi karena inflasi, tidak semua masyarakat mampu untuk mengikuti kenaikan harga bahan pokok. Penurunan daya beli masyarakat tersebut berpotensi mengakibatkan resesi karena grafis pertumbuhan ekonominya ikut menurun," ujar Iwan saat diwawancarai pada Jumat (2/12/2022).

Dampak resesi dapat langsung dirasakan oleh warga sekolah termasuk guru, orang tua dan siswa, serta pegawai sekolah. Menurut Iwan, dampak resesi yang mungkin dialami oleh warga sekolah diantaranya meningkatnya angka pengangguran yang disebabkan oleh pengurangan jumlah pekerja pada instansi swasta dan negeri.

Tenaga pendidik mata pelajaran sosiologi, Sunemi M. Pd., berpendapat bahwa dampak resesi terhadap warga sekolah tidak hanya dari segi ekonomi saja, tetapi juga pada aspek kehidupan sosial. Menurutnya dampak resesi terhadap kehidupan sosial dapat tercermin seperti pada awal Indonesia mengalami pandemi. Tingkat stres meningkat, kemungkinan bagi siswa untuk putus sekolah, serta menurunnya kualitas kegiatan belajar mengajar.

"Dampak resesi terhadap kehidupan sosial bisa kita lihat seperti saat awal pandemi kemarin. Banyak yang mengalami stres, kegiatan sekolah terganggu, dan paling parah ketika ada siswa yang harus putus sekolah karena hal tersebut," tuturnya saat diwawancarai pada Jumat (2/12/2022).

Kebanyakan siswa pun berharap agar resesi ekonomi yang diisukan tidak terjadi dan tidak berdampak kepada orang tua maupun keluarga mereka. Namun ada juga siswa yang berpendapat bahwa keluarga mereka telah mempersiapkan perbekalan untuk menghadapi resesi jika benar terjadi pada tahun 2023.

Kepala sekolah SMA Negeri 22 Jakarta, Drs. Agus Wahyu Sutopo M. Pd., memberikan pendapat bahwa tidak hanya siswa dan orang tua murid, guru dan pegawai sekolah juga ikut merasakan dampak dari resesi. Ia mengatakan pihak sekolah akan berupaya untuk mencegah dan menemukan solusi bersama dalam mengatasi resesi bagi warga sekolah yang terdampak.

"Kami selaku pihak sekolah akan berupaya untuk mencegah serta menanggulangi resesi nanti. Usaha yang akan dilakukan diantaranya memberikan penyuluhan serta sosialisasi terhadap warga sekolah mengenai resesi serta melakukan galang dana bagi dengan tujuan membantu warga sekolah yang terdampak resesi," pungkas Agus Wahyu saat diwawancarai pada Jumat (2/12/2022).

Agus Wahyu juga menghimbau kepada warga sekolah baik guru, orang tua murid, siswa, hingga pegawai sekolah untuk tetap tenang dan menghindari kecemasan berlebih jika memang resesi pada tahun 2023 terjadi. Agus Wahyu percaya bahwa warga sekolah mampu untuk menghadapi resesi bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline