Pengantar:
Agar saya tidak menyalahi hukum, terkait judul tulisan ini perlu saya garis bawahi: saya tidak berniat menyebut Prabowo sebagai teroris. Yang mau saya bahas adalah statement Prabowo, pikiran Prabowo yang punya implikasi terhadap pikiran yang mendengar atau membacanya. Kata-kata Prabowo akhir-akhir ini menurut saya sudah mendekati "teror pikiran" (sengaja dalam tanda petik), yang menciptakan ketidaknyamanan dan perasaan takut bagi sebagian masyarakat.
te·ror /téror/ n usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan; (dari http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)
Pidato Prabowo di YouTube pada Kamis (24/7/2014)
Prabowo mengunggah video di YouTube pada akun resminya, Kamis (24/7/2014), yang berisi pidato berdurasi 23 menit 27 detik. Dari pidato mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu, saya mencatat statement-statement yang bernada ekstrim dan tidak rasional, yang sebagian pengulangan dari hal yang sudah disampaikan dalam kesempatan berbeda:
1. Prabowo menyatakan penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014 telah gagal. Ia menilai bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu telah melakukan kecurangan secara masif dan sistematis. Ia menyebut Komisi Pemilihan Umum telah mengabaikan bukti-bukti tersebut dan tidak menuruti rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu.
2. Prabowo mengatakan: Kalau hakim bisa dibeli, pejabat KPU bisa dibeli, pejabat KPUD bisa dibeli. Kalau ini semua terjadi, apa masa depan bangsa kita? Di mana bangsa kita bisa bertahan? Sungguh-sungguh, negara kita menuju kegagalan. Pemilu Presiden 2014 telah gagal dan tidak sah karena melanggar asas demokrasi. Pemilu saat ini terlalu banyak mengandung kecurangan dari salah satu kontestan.
3. Ia mengatakan, dirinya sulit menerima keadaan yang tidak benar dan tidak adil sehubungan dengan penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014. Ia mengklaim bahwa timnya memiliki bukti adanya keterlibatan pihak asing dalam pemilu kali ini.
4. Prabowo bertekad melakukan perjuangan hingga titik darah penghabisan. Menurut dia, ini merupakan langkah awal perjuangan menuju demokrasi yang lebih baik.
5. Prabowo menyebutkan, apabila masyarakat merestui keputusan Komisi Pemilihan Umum dalam pilpres, maka rakyat merestui kecurangan dan kebohongan.
6. Terkait penyelenggaraan pilpres 2014 yang penuh kecurangan, Prabowo mentakan pilihannya hanya dua, berdiri terhormat sebagai bangsa kesatria atau tunduk selamanya sebagai bangsa kacung, bangsa budak, bangsa yang lemah, bangsa yang bisa dibeli, bangsa yang bisa disogok.