Lihat ke Halaman Asli

Surat Terbuka Warga Bandung untuk Ridwan Kamil

Diperbarui: 30 Januari 2016   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Disclaimer : Tulisan saya tidak mewakili opini warga Bandung secara keseluruhan

Masih hangat di pikiran kita, bagaimana pada pemilu lalu banyak orang menyebut Jokowi sebagai pembohong karena dianggap melanggar sumpah jabatannya untuk memerintah Jakarta selama 5 tahun. Tapi anehnya, kini orang-orang yang sama mendorong Ridwan Kamil untuk menjadi Gubernur DKI walaupun beliau pernah mengucapkan sumpah jabatan serupa. Lantas mengapa Jokowi disebut pembohong sedangkan RK tidak ? Dalam politik semua bisa terjadi.

Mari lupakan soal sumpah jabatan. Mari pikirkan dampak-dampak yang akan terjadi apabila RK mencalonkan diri atau bahkan berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pertama-tama bagi Ahok, apabila ia memang dikalahkan RK, bisa dipastikan karirnya tidak akan berakhir. Ahok adalah sahabat dekat Jokowi, yang bisa ditawari jabatan apa saja oleh Jokowi. Menjadi menteri, komisioner, Ketua Lembaga Negara… Semua terbuka lebar bagi Ahok. Tapi bagaimana jika RK kalah. Bandung tetap akan kehilangan pemimpin kebanggaannya..

 

Lalu bagaimana dengan RK apabila berhasil menjadi Gub. DKI ? Dengan dukungan warga DKI, RK akan diuntungkan dengan warisan berbagai progress pekerjaan yang telah dihasilkan Ahok. Masalah yang dihadapi pun tidak akan jauh dengan yang pernah dihadapi Ahok. Apakah itu tekanan Partai pengusung, oknum-oknum birokrat yang bermental orba, jaringan koruptor, mafia-mafia proyek, dan sebagainya. Dari sudut pandang idealisme, tidak ada perbedaan antara Ahok dengan RK, keduanya orang lurus yang ingin memperbaiki keadaan negeri ini. Satu hal lain yang menjadi tantangan adalah perbedaan karakter dan kultur warga DKI dengan Bandung. Kehidupan ibukota yang keras tentu saja tidak akan mudah terhibur dengan humor-humor “mantan” dan “jomblo”-nya RK yang khas. Tanpa mental yang kuat, bersiaplah menyantap sarapan pagi dengan umpatan-umpatan warga ibukota. Sejarah membuktikan bahwa DKI Jakarta hanya bisa dipimpin orang-orang “Keras” semacam Ali Sadikin, Sutiyoso, bahkan Foke yang dikenal sangat pemarah. Jokowi sendiri sangat terbantu dengan keberadaan Ahok yang senantiasa menjadi “tameng”. Oleh karena itu, apabila RK menjadi Gub. DKI, sebaiknya beliau mempersenjatai diri dengan wakil yang siap “berperang”.

Kini bagaimana dengan nasib warga Bandung. Seperti diketahui banyak sekali progress pembangunan yang telah dikerjakan RK. Berkat beliau jugalah Bandung yang selama ini dikenal dengan image negatif “Bandung Lautan Sampah” atau kota yang dipimpin koruptor bisa kembali menjadi pusat perhatian sebagai Kota Kelas Dunia. Hal ini seakan-akan membangkitkan kembali semangat warga Bandung yang memang gemar menjadi pusat perhatian. Senang sekali mendengar orang daerah lain berkata “Beruntung banget Bandung punya Walikota seperti Ridwan Kamil… Andai Bupati/Walikota kami seperti RK...”. Nah, apabila RK tidak lagi memimpin Kota ini sampai beres, jangan aneh apabila kiprah Bandung menjadi tenggelam.

Perbaikan Bandung yang sarat dengan teknologi dan keindahan artistik tidak terlepas dari latar belakang RK sebagai arsitek dan memiliki wawasan luas karena sering mengunjungi negara lain. Karakter itu pula yang memang sesuai dengan kota Bandung yang banyak dihuni oleh anak muda : selalu lapar akan hiburan dan hal-hal baru. Bandung, bagaimanapun, adalah kiblat anak muda dari seluruh Indonesia. Hanyalah di bawah kepemimpinan seseorang yang sesuai dengan karakter warga Bandung, kota Bandung bisa menjadi “juara”.

Lalu bayangkanlah Bandung tanpa sosok RK. Segala progress yang telah dibuat kemungkinan besar akan terlantar. Berbagai infrastruktur karya RK seperti taman-taman, program Smart City, pusat perdagangan, dll adalah kegiatan yang membutuhkan kemampuan maintenance yang tinggi. Tidak semua orang memiliki skill untuk mengelola semua itu tanpa latar belakang yang sesuai. Dalam kasus ini, Bandung sepeninggal RK akan dipimpin oleh Wakil Walikota Oded M. Danial. Siapakah warga Bandung yang benar-benar mengenal Oded ?  Izinkan saya sedikit membahas mengenai  calon pengganti RK ini.

Oded M. Danial memiliki karakter yang berkebalikan dengan RK. Ia pemalu, tidak mau banyak terekspose, besar dalam lingkungan tradisional dan konservatif, relatif kurang mengenal teknologi (medsos), dan secara pendidikan pun hanya setingkat STM (bandingkan dengan RK yang lulusan Berkeley, USA). Lebih jelasnya baca : https://id.wikipedia.org/wiki/Oded_Muhammad_Danial . Pertanyaannya, apakah karakter beliau cocok untuk memimpin Bandung ?

Secara umum nama Oded pun baru dikenal warga Bandung pada saat berpasangan dengan Ridwan Kamil. Nama dan ketokohan RK begitu kuat sehingga warga Bandung kurang memperhatikan siapa pendampingnya. Setelah hampir dua tahun menjabat sekalipun, apabila warga Bandung berpapasan dengan sang wakil walikota, tampaknya hanya sedikit sekali yang bisa mengenalnya.

 

Beda kasusnya dengan Jokowi dan Ahok. Ketika Jokowi menjadi Presiden, beliau masih bisa berbuat sesuatu untuk Jakarta dan berkoordinasi dengan Ahok. Lantas apakah RK masih bisa memantau dan berbuat sesuatu untuk Bandung apabila beliau menjadi Gub. Jakarta dan posisi Walikota Bandung dipimpin Oded ? Saya pesimis.  
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline