Lihat ke Halaman Asli

Ingin Jadi Raja di Negeri Orang

Diperbarui: 24 April 2018   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semakin berkembangnya zaman, banyak kelompok-kelompok radikal dan liberal yang berlomba  ingin menguasai bangsa indonesia dengan paham-paham nya mulai diterapkan di negara kita. Tanpa kita sadari dunia pendidikan pun jadi target utamanya, seharusnya ini yang harus kita pecahkan bersama minimal meminimalisir gerakan kelompok-kelompok yang dapat merugikan negara dan bangsa.

Banyak orang yang berpengetahuan tapi belum berkesadaran, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi dari berbagai tingkatan, mulai dari usia remaja sampai orang dewasa. Kita tidak asing lagi dengan Kasus moral, rasis, dan korupsi yang dibalut dengan isu-isu sara di mana-mana.

Orang-orang yang berpengetahuan hanya sibuk untuk mencerdaskan dirinya sendiri dan memanfaatkan keadaan demi kepentingan, terlepas dari subtantif berpengtahuan yakni memnusiakan sesama manusia. Ini suatu hal yang keliru dalam berpengetahuan, sangat disayangkan. Lantas siapa yang akan menjaga Negara ini? Pemuda - pemuda bangsa kemana? Di mana? Sedang berbuat apa untuk negara dan bangsa?

Gerakan-gerakan pemuda (Mahasiswa) pun masif kehilangan identitas, seharusnya mahasiswa harus menjadi kelompok penetrasi keadaan yang sedang menimpah bangsa, di obrak abrik oleh kelompok kiri dan kanan. Kini Mahasiswa hanya disibukkan dengan politik kampus  bicara soal jabatan dan segala bentuk kekuasaan yang di dalam Kampus hanya untuk eksistensi diri (siapa yang paling  terkenal).

Tidak mau ketinggalan juga pemuda yang sibuk dengan games ketika dimainkan sampai lupa waktu, hanya ingin membuktikan siapa yang paling jago dan keren, agar bisa menjadi nomor satu dalam permainan itu. Ini hal yang miris menurut penulis, dengan segala bentuk permainan, kita merasa paling keren karena bisa menjadi pemenang dalam sebuah permainan yang tanpa kita sadari itu bagian dari penindasan dan pengkerdilan dalam pola pikir.

Seharusnya masih banyak hal yang perlu dilakukan yang lebih produktif lagi, terkadang kita dihipnotis dengan berbagai aplikasi sosial media untuk tidak memperhatikan keadaan bangsa atau permasalahan-permasalahan terjadi pada Masyarakat, khususnya Media sosial yang seharusnya menjadi alat mempermudah mengakses pengetahuan dan komunikasi, kini keliru dalam penggunaanya.

Ke mana kita saat ini? Sadarkah kita dengan keadaan ini? Lagi-lagi kelompok radiks dengan gerakannya yang aktif sudah masuk ke berbagai wilayah-wilayah pendidikan ataupun dalam masyarakat. Coba kita lihat kembali keadaan bangsa, seharusnya kita malu dengan para Pahlawan Bangsa.

Disisi lain ada ormas-ormas yang memang berusaha untuk memfilter dari struktur, salah satunya ada Nahdlatul Ulama serta Badan Otonomnya. Organisasi ini menjadi bagian target dari kelompok kiri dan kanan karena masih konsisten dalam menjaga keutuhan Bangsa.

Dengan keadaan ini kita sebagai pemuda harus lebih semangat lagi dalam mempertahankan keutuhan Bangsa, yakni dengan memperkuat keimanan, ketakwaan terhadap Tuhan dan juga pengetahuan. Hal ini tidak dapat dipisahkan, ini adalah salah satu solusi agar tidak mudah terkontaminasi dari arah manapun yang merugikan Bangsa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline