Lihat ke Halaman Asli

The Man Who Knew Infinity - Si Jenius Asal India

Diperbarui: 19 Juni 2022   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

The Man Who Knew Infinity (Pria yang Mengetahui Ketidakterbatasan) merupakan film drama biografi inggris yang diperankan oleh Dev Patel sebagai Srinivasa Ramanujan, tokoh utama dalam film ini. Film ini dirilis pada tahun 2015 dan diproduksi oleh Edward R. Pressman. Film ini diadaptasi dari sebuah buku yang memiliki judul yang sama "The Man Who Knew Infinity" yang ditulis oleh Robert Kanigel pada tahun 1991. Pembuatan film ini dimulai pada Agustus 2014 di Trinity College, Cambridge. Pemutaran pertama kali film ini di Festival Film Internasional Toronto pada tahun 2015 dan terpilih sebagai gala pembuka Festival Film Zurich 2015.

Film ini berlatar di sebuah desa di Madras India pada tahun 1914. Di sana hidup seorang pria bernama Ramanujan. Saat itu ia memiliki kehidupan yang serba kekurangan.  Namun meskipun terlahir dari keluarga yang serba kekurangan, ia mempunyai kelebihan yang tidak biasa yaitu ia memiliki keistimewaan berpikir yang berbeda dari orang-orang pada umumnya, ditambah ia juga lebih banyak menghabiskan waktu setiap harinya untuk menuliskan rumus-rumus yang terlintas di kepalanya. Baginya kumpulan angka-angka itu adalah seni dan harus dituangkan. Ia sudah banyak menulis rumus-rumus yang belum terpecahkan pada saat itu. Namun, hasil rumus-rumusnya tidak diakui oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan ia malah dianggap gila oleh tetangganya.

Meskipun Ramanujan sangat pintar di sisi lain ia sangat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di daerahnya. Ramanujan hidup bersama ibu dan istrinya. Meskipun istrinya selama ini tidak paham dan mengerti apa yang selama ini ditulisnya istrinya tetap setia dan selalu mendukungnya. Setelah kesana-kemari mencari pekerjaan akhirnya Ramanujan diterima di sebuah kantor untuk mengurusi akuntansi.

Di suatu hari disaat ramanujan ingin mengerjakan tugasnya, Tuan Francis sebagai petinggi di tempat ia bekerja sedang melihat Ramanujan melakukan hitungan tanpa menggunakan  bantuan dari alat hitung. Karena tidak percaya dengan hasil hitungan Ramanujan seorang franchise menghitung kembali dan hasilnya memang sangat benar dan yang membuat Tuan Francis lebih kagum lagi saat melihat Ramanujan mengerjakan hitungan yang sangat rumit menggunakan rumus buatannya sendiri. Disini Tuan Francis melihat bahwa ada bakat terpendam yang ada di dalam diri Ramanujan sehingga ia menyuruh Ramanujan untuk pergi ke Inggris untuk menunjukkan hasil rumus buatannya kepada para ilmuwan di sana.

Setelah berpikir panjang akhirnya Ramanujan memutuskan untuk mengirimkan surat yang isinya adalah salah satu rumus hasil pemikirannya ke sebuah universitas di Inggris. Sampai akhirnya tulisan ramanujan diterima oleh Profesor Hardy yang merupakan Profesor dari Universitas Cambridge. Profesor Hardy mengetahui surat tersebut dari India ia meletakkan kembali surat tersebut karena Profesor Hardy sangat mengetahui bahwa di sana memiliki SDM yang sangat rendah.

Ketika Profesor Hardy bermain tenis bersama temannya yang bernama John Edensor Littlewood, ia menceritakan bahwa ada orang India dengan percaya diri mengirimkan surat penemuan rumus kepadanya. Profesor Hardy mengira bahwa Littlewood lah yang telah mengerjai dirinya yaitu dengan cara mengirim surat palsu kepadanya namun langsung saja Littlewood membantahnya dan surat itu memang benar-benar dari India. Profesor Hardy pun langsung segera bergegas untuk membaca lagi rumus-rumus yang diterimanya saat itu. Profesor Hardi terkejut karena melihat orang India mampu menuliskan rumus-rumus dengan tepat. Akhirnya setelah berdiskusi dengan Littlewood, Ramanujan pun dikirimi undangan untuk datang ke Universitas Cambridge.

Tetapi yang menjadi permasalahannya adalah Ramanujan tidak direstui oleh ibunya untuk berangkat ke sana. Namun berkat bantuan dari istrinya akhirnya ramanujan diizinkan untuk berangkat ke sana. Ibunya hanya berpesan saat di Inggris ia tidak boleh memakan makanan yang berasal dari hewan. Hal ini diyakini karena menyangkut kepercayaan masyarakat di desa tersebut.

Ramanujan pun sampai di Inggris. Profesor Hardy hanya mengatakan bahwa besok Ramanujan harus datang ke ruangannya. Besoknya saat pertemuan, Ramanujan memberikan rumus ciptaannya kepada mereka mereka dibuat terkejut dengan rumus-rumusnya karena semuanya sangatlah valid. Namun rumus tersebut susah dipahami karena masih menggunakan bahasa India. Profesor Hardy menyuruh ramanujan untuk mengikuti perkuliahan supaya tulisan yang dihasilkan bisa bersifat formal.

Di akhir film, Ramanujan meninggal dunia karena sakit yang dia derita. Ramanujan meninggal dunia saat usia 32 tahun. Tetapi, ia berhasil mendapatkan beberapa gelar karena kehebatannya dalam menemukan rumus-rumus matematika.

Konflik dalam film ini tidak banyak terjadi. Tidak seperti film The Imitation Game (2014) yang sepanjang film menceritakan perjuangan Alan dalam memecahkan teka-teki untuk menemukan kode agar mesin Enigma dapat digunakan dalam Perang Dunia II. Film ini tidak ada tekanan konflik yang seperti itu. Film The Man Who Knew Infinity hanya menceritakan seorang yang jenius yang berhasil merumuskan matematika yang kebanyakan orang belum mengenalnya karena tokoh berasal dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan. Untuk durasi 1 jam 48 menit alurnya terkesan sangat lambat.

Tetapi saya menyukai film ini karena menceritakan orang biasa tetapi memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Dan film berisi perjuangan untuk memperjuangkan mimpinya di tengah keterbatasan dan lingkungan yang tidak mendukung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline