Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Menurut pendapat Saleh dalam Martha (2018) keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis.
Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Pada dasarnya tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan. Setiap jenis tulisan tentunya memiliki tujuan.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah, terdapat empat keterampilan yang harus dimiliki siswa yaitu membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis. Hal ini tercantum dalam Permendikbud No.24 Tahun 2016 Tentang KI dan KD 2013 Dikdasmen.
Salah satu keterampilan yang mendapat kendala peserta didik adalah keterampilan menulis. Kendala ini ditemukan dalam beberapa pertemuan terkait tuntutan (KD) Kompetensi Dasar menyusun teks yang didapat dari pengalaman penulis selama mengajar di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 3 Sungai Penuh.
Penulis mengkategorikan keterampilan menulis sebagai kendala karena perolehan nilai peserta didik yang rendah. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan penulis selama mengajar pada semester pertama di kelas XI, penulis menemukan bahwa kemampuan menulis peserta didik sangat rendah terutama pada materi menulis Personal Letter, hal ini dilatar belakangi oleh beberapa factor, antara lain:
- Rendahnya tingkat penguasaan kosakata sebagai akibat dari rendahnya minat baca peserta didik
- Model dan tekhnik pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi.
- Media pembelajaran yang tidak menarik minat peserta didik untuk menulis
Dari ketiga poin di atas dapat diuraikan bahwa rendahnya kemampuan peserta didik dalam menulis Personal Letter disebabkan karena minimnya kosakata yang dimiliki oleh peserta didik, hal ini dikarenakan minat baca peserta didik yang masih tergolong rendah, mereka menjadi kesulitan menuangkan ide-ide nya untuk menulis Personal Letter.
Situasi yang seperti ini disebabkan guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional, media pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi, sehingga kurang menarik bagi peserta didik. Guru tidak mempertimbangkan gaya belajar peserta didik yang beragam dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran, padahal gaya belajar peserta didik haruslah menjadi patokan guru dalam memilih metode pengajaran yang tepat, agar pembelajaran lebih bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, penulis bertujuan untuk Meningkatkan kemampuan menulis peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Aplikasi Canva pada materi Personal Letter di Kelas XI MIPA 1. Praktik baik ini penting untuk dibagikan agar dapat menjadi pengalaman dan motivasi buat penulis dan menjadi pembelajaran dan inspirasi bagi rekan guru yang mengalami hal serupa dengan yang penulis alami. Tanggung jawab penulis sebagai guru dalam praktik ini adalah penulis sebagai pendidik harus melakukan perubahan didalam melakukan proses belajar mengajar yaitu dengan menerapkan pemanfaatan tekhnologi, melakukan proses pembelajaran yang efektif, inovatif, dan kreatif dengan menggunakan metode, media, dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu saya juga bertanggung jawab sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dari beberapa factor penyebab masalah diatas, yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan adalah:
- Peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Inggris pada peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai, tepat, dan juga menarik bagi peserta didik.
- Pemilihan metode pembelajaran yang variatif sehingga peserta didik termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran
- Pemilihan media pembelajaran yang harus disesuaikan dengan materi ajar agar peserta didik termotivasi dalam menulis.
Dari ketiga poin diatas dapat disimpulkan bahwa yang terlibat dalam hal ini adalah guru, kepala sekolah. Guru harus mengembangkan ilmu pedagogic dan professional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik sedangkan kepala sekolah membantu memfasilitasi dengan mengadakan buku dan alat-alat yang bisa menunjang proses pembelajaran.
Sebagai upaya dalam menghadapi tantangan yang telah dipaparkan di atas, langkah yang dilakukan antara lain:
- Memilih model dan strategi pembelajaran Inovatif, dalam memilih model pembelajaran, saya mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan materi yang akan diajarkan. Untuk menjawab tantangan ini, saya memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
- Menyusun RPP, dalam kegiatan ini, saya menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi dan merumuskan Tujuan Pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran. Selanjutnya, saya menyusun kegiatan pembelajaran sesuai sintak model Problem Based Learning
- Orientasi peserta didik pada masalah
- Mengorganisasikan peserta didik pada masalah
- Membimbing penyelidikan inividu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
- Mengembangkan media ajar, Pada materi ini, saya mengembangkan video pembelajaran terkait contoh Personal Letter dengan bantuan aplikasi Youtobe; slide power point; serta media Canva.
- Mengembangkan LKPD, LKPD merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Peserta didik menuangkan hasil observasi dan diskusi di dalam lembar kerja. Dalam mengembangkan LKPD materi Personal Letter, saya menyesuaikan penugasan peserta didik dengan KD dan Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai. Dalam menyusun penugasan dalam lembar kerja, saya mencari berbagai referensi yang sesuai dengan materi ajar.
- Menerapkan pembelajaran inovatif berbasis TPACK, langkah berikutnya adalah menerapkan pembelajaran dengan model PBL dengan menggunakan aplikasi canva dalam pembelajaran personal letter. Aktivitas pembelajaran di dalam kelas disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah digambarkan di dalam RPP.
- Melakukan penilaian pembelajaran, pembelajaran peserta didik dinilai secara objektif, baik dari aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan dengan menggunakan instrumen yang lengkap, berupa kisi-kisi soal, indikator pencapaian, rubrik penilaian, dan evaluasi yang disesuaikan dengan IPK dan tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaan aksi ini, pihak-pihak yang terlibat adalah Kepala Sekolah sebagai pimpinan memberikan support dan memfasilitasi kegiatan, guru sejawat dan senior yang memberikan kontribusi berupa masukan dan saran yang bermanfaat, dan peserta didik sebagai subjek belajar. Adapun materi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan antara lain: Sumber daya listrik, Laptop, dan LCD Projector.