Lihat ke Halaman Asli

Sinthia Nur Rahmawati

Content Writer | SEO Learner | Mahasiswi Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta

Analisis Sosiologi: Bunuh Diri Altruistik Disebabkan Solidaritas Berlebihan

Diperbarui: 8 Juli 2023   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika mendengar kata "bunuh diri" apa yang terlintas dalam benak kalian? Kesepian? Depresi? Atau kesedihan yang mendalam?

Umumnya, dari berbagai kasus bunuh diri yang terjadi, penyebab utama dari seseorang melakukan bunuh diri adalah ketika seseorang mengalami permasalahan yang sangat berat dan membuat mereka merasa depresi. Ketika seseorang mengalami depresi, maka seringkali keinginan untuk mengakhiri hidup itu muncul dalam benaknya.

Semua alasan itu memang benar adanya. Namun, apakah kalian pernah terpikirkan bahwa faktor penyebab orang melakukan bunuh diri karena rasa solidaritas terhadap kelompok yang berlebihan? Yup, ternyata memiliki rasa solidaritas yang berlebihan pun tidak baik, loh.

Yuk, simak penjelasan berikut ini, ya.

Pada tahun 1897, Emile Durkheim menulis sebuah buku yang berjudul "Suicide" dengan pembahasan tentang sebuah studi kasus bunuh diri yang terjadi di masyarakat serta bentuk perbandingan dan klasifikasinya.

Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, siapakah Emile Durkheim itu? Secara singkat, Emile Durkheim merupakan tokoh Sosiologi yang terkenal dengan teori pemikirannya, yaitu Fakta Sosial. Teori ini menjelaskan tentang seluruh cara bertindak, cara berpikir, dan cara merasakan yang umum dalam suatu masyarakat dan berlaku pada individu sebagai suatu paksaan eksternal yang keberadaannya terlepas dari manifestasi individual.

Nah, dalam fakta sosial ini terdapat salah satu permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat, yaitu tingginya angka kasus bunuh diri. Hal inilah yang mendorong Durkheim untuk membahas permasalahan sosial ini dalam sebuah buku yang berjudul "Suicide".

Definisi Bunuh Diri menurut Emile Durkheim

Emile Durkheim memberikan definisi untuk bunuh diri sebagai suatu tindakan manusia yang lebih memilih kematian daripada kehidupan di dunia. Menurut Durkheim, setiap individu memiliki alasan sendiri kenapa dia bunuh diri, tapi alasan tersebut bukanlah yang sebenarnya. Alasan-alasan itu mungkin bisa dikatakan menunjukkan titik-titik kelemahan individu yang bersangkutan, yang menjadi tempat masuk termudah bagi arus yang ada di luar dirinya yang mengandung dorongan untuk menghancurkan diri sendiri. 

Pada intinya, Durkheim ingin menyatakan bahwa bunuh diri dapat terjadi karena faktor eksternal individu atau karena pengaruh lingkungan masyarakat, bukan karena keinginan dari individu itu sendiri.

Berdasarkan sebabnya, bunuh diri dibagi menjadi empat jenis, yaitu Egoistic Suicide, Altruistic Suicide, Anomic Suicide, dan Fatalistic Suicide. Namun, pada artikel analisis kali ini hanya difokuskan pada pembahasan Altruistic Suicide.

Bunuh Diri Altruistik (Altruistic Suicide)

Bagi sebagian orang, bergabung dengan suatu kelompok dalam masyarakat merupakan kegiatan yang positif dan memang pada dasarnya suatu kelompok terbentuk atas sifat manusia yang dikatakan sebagai makhluk sosial (Homo Socius). Kumpulan manusia yang tergabung dalam kelompok yang sama lambat laun akan menciptakan sebuah ikatan solidaritas. Munculnya rasa solidaritas ini akan mempengaruhi atau bahkan memaksa individu untuk mengikuti berbagai norma atau aturan yang telah disepakati bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline