Lihat ke Halaman Asli

rdsinta

Content writer

Antara Sinar UVA, UVB atau UVC Manakah yang Paling Bahaya?

Diperbarui: 28 September 2023   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sinar UV via unsplash.com 

Sumber vitamin D yang kita kenal dan yang paling affordable, mudah didapatkan dan merupakan vitamin yang paling besar dibandingkan dengan makanan atau suplemen semuanya berasal dari sinar matahari. Namun untuk mendapatkan kandungan sinar matahari yang memiliki banyak manfaat perlu diperhatikan dalam durasi tertentu karena jika sinarnya terlalu menyengat di jam-jam siang hari dapat menyebabkan sunburn atau yang paling parah meningkatkan risiko kanker kulit, maka dari itu disarankan untuk mendapatkan sinar matahari selama 10-15 menit selama 2-3 kali seminggu saja dalam waktu tertentu supaya memberi banyak manfaat bagi tubuh.

Sinar matahari memang dapat membantu memperbaiki mood, memperbaiki kualitas tidur pada malam hari, membantu mengatasi penyakit kulit tertentu dan membantu kuatkan tulang. Meskipun banyak manfaat yang diperoleh dari sinar matahari, perlu diketahui bahwa matahari dapat memancarkan radiasi ultraviolet (UV) yang dapat menembus kulit dan merusak DNA kulit. Sinar UV yang paling dikenal dan sudah tidak asing terdengar yaitu UVA, UVB bahkan UVC.

Lalu apa saja perbedaan dari ketiganya? Dilihat dari paparannya, lebih bahaya mana?

Perlu diketahui bahwa 95% radiasi yang dihasilkan dari ultraviolet sinar matahari ke permukaan bumi adalah UVA dan 5% lainnya UVB, untuk UVC memiliki panjang gelombang lebih pendek lagi dari UVB.

UVA menjadi salah satu sinar UV yang memiliki gelombang terpanjang yang terpancar dari sinar matahari. Sinar UVA ini mampu menembus lapisan ozon, hal ini yang menjadikan sinar UVA ini dapat menembus lapisan terdalam kulit meskipun sedang didalam ruangan. Untuk UVB, walaupun memiliki persentasi pancaran lebih pendek namun dapat menjadi salah satu penyebab utama masalah pigmentasi pada kulit yang membuat kulit terlihat menggelap atau yang paling parah dapat membuat kulit terasa terbakar hingga kemerahan.

Sinar yang dianggap paling aman yaitu sinar UVC karena sinar ini tidak sampai ke permukaan  bumi karena sudah tersaring terlebih dahulu di lapisan ozon. Walaupun begitu, sinar UVC ini banyak digunakan secara buatan untuk membunuh sebagian virus dan bakteri atau membantu mengurangi penyebaran bakteri akibat tuberculosis yang penggunaanya tidak boleh sembarangan. Harus memakai peralatan atau pakaian khusus dalam praktiknya supaya paparannya tetap aman.

Dilihat dari keamanannya, selama ini sinar UVA yang paling banyak menyebabkan kerusakan kulit dalam jangka waktu panjang. Paparan sinar UV tertinggi antara 10 pagi sampai 4 sore dimana matahari memiliki jarak yang lebih dekat dengan bumi sehingga paparannya lebih kuat. Maka dari itu hindari sinar matahari pada jam-jam ini. Untuk waktu terbaik menikmati matahari yaitu antara pukul 6-9 pagi dimana kandungan vitamin D yang ada masih banyak.

Sinar UVA dan UVB dapat membahayakan bagi kulit, untuk itu perlu digunakan pelindung supaya meminimalisir pancarannya secara langsung pada kulit, salah satunya dengan menggunakan sunscreen atau tabir surya baik diluar maupun didalam ruangan yang memiliki SPF untuk melindungi kulit secara optimal. Semakin besar angka SPF yang dimiliki sunscreen maka semakin tinggi pula daya proteksinya dan awet dalam jangka waktu lama sehingga tidak perlu sering reapply untuk penggunaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline