Lihat ke Halaman Asli

rdsinta

Content writer

Interpreter Kian Merambah di Dunia Musik

Diperbarui: 14 Februari 2023   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Konser Musik Via Unsplash.com 

Saat ini banyak konser musik yang menggunakan jasa penerjemah bahasa isyarat atau interpreter agar acara yang diadakannya dapat terakses oleh difabel. Kehadiran interpreter ini memberikan kesan unik dan menarik dalam dunia musik. Menariknya, berkat kehadiran interpreter ini musik yang dimainkan bisa di akses lebih luas dan makna pesan yang terkandung dalam setiap liriknya pun dapat tersampaikan dengan baik khususnya kepada para difabel. Suatu hiburan tersendiri yang disuguhkan untuk semua kalangan tanpa pandang bulu dalam menyampaikannya.

Lantas bagaimana seorang juru bahasa isyarat ini dapat bekerja ? Apakah mudah dalam menerjemahkan lirik lagu ke dalam bahasa isyarat yang mungkin setiap lirik lagu terdapat makna mendalam dan tak bisa dimaknai secara harfiah ?

Seorang juru bahasa isyarat sebelumnya harus mengadakan kerja sama dengan penyanyi jauh-jauh hari sebelum acara dimulai. Ketika menerima tawaran kerjasama biasanya para interpreter ini akan meriset terlebih dahulu sosok penyanyi dan pihak manajemen untuk mengetahui perspektif dan makna atau pesan apa yang akan tersampaikan nantinya kepada para penonton. Tugas utama dari seorang interpreter ini menjaga setiap alur informasi dengan tepat dan tidak boleh diberikan asal-asalan khususnya kepada insan tuli. Yang menjadi tantangan dalam setiap pekerjaannya ini yaitu saat mempresentasikan keunikan dan kualitas dari setiap konser yang diadakan khususnya menampilkan tokoh penyanyi dengan pesan yang harus diinformasikan secara cepat, tepat dan unik. Sehingga dapat menarik para penggemarnya untuk terus menonton konser yang sedang diadakan.

Dalam melakukan pekerjaannya juru bahasa isyarat ini perlu memperhatikan pula beberapa ketentuan agar dapat bekerja secara maksimal. Mulai dari menyesuaikan diri dan menghormati dirinya dengan komunikasi dan interaksi pada setiap insan tuli, tidak diperkenankan untuk memotong pembicaraan, wajib mengenakan baju polos saat menjalankan tugas dan tidak boleh memakai aksesoris lain yang dapat memicu teralihkannya konsentrasi saat menerjemahkan bahasa isyarat.

Pada interpreter ini biasanya mempelajari berbagai pemahaman dan interaksi bernuansa baik secara visual atau melalui keterampilan membaca bibir dan secara tertulis. Gaya terjemahan dari setiap interpreter ini memiliki ciri khas yang berbeda-beda karena untuk menjadi seorang interpreter ini butuh modal utama yaitu rasa cinta dan empati tanpa keduanya mungkin terjemahannya terkesan kurang kena ke hati dan pemberian informasinya akan simpang siur dan sulit dipahami. Namun jika didasari dengan rasa cinta dan empati makna yang diberikan pun akan terasa mendalam dan tulus dalam memberikan informasi yang perlu tersampaikan dengan membuat kesan baik kepada para penggemarnya. Kesabaran dan ketenangan pun perlu diperhatikan karena dalam waktu bersamaan para interpreter harus mampu melakukan dua hal berbeda mulai dari beberapa gerakan, ekspresi yang ditampilkan dan pergerakan bibir yang harus dilakukan secara tepat dan cepat agar tidak keteteran.

Ternyata dari hal ini dapat terlihat bahwa berbahasa itu merupakan suatu kebutuhan setiap insan manusia. Berbahasa tidak mesti melalui mulut saja namun berkat adanya bahasa isyarat ini bisa dijadikan suatu alat komunikasi agar bisa terhubung satu sama lain. Acara pun dapat dinikmati dan menghibur seluruh kalangan.

Tertarik menjadi seorang interpreter ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline