Lihat ke Halaman Asli

rdsinta

Content writer

Gempa Bumi Muncul Pulau Baru? Simak Penjelasannya

Diperbarui: 25 Januari 2023   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Seismograf via Kompas.com 

Bencana gempa bumi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Indonesia sendiri merupakan salah satu wilayah yang sering mengalami gempa bumi dengan kekuatan besar. Gempa yang terjadi berasal dari gempa tektonik maupun vulkanik. Kejadian tersebut dapat terjadi karena letak geografis Indonesia di antara dua lempeng sehingga untuk mengetahui seberapa kuat intensitas gempa bumi yang terjadi perlu digunakan alat pengukur yang disebut seismometer.

Seismometer dapat bekerja dengan adanya sensor getaran. Hal ini yang dapat digunakan untuk mendeteksi getaran pada permukaan bumi, misalnya gempa atau ledakan. Prinsip kerja alat ini berdasarkan prinsip pendulum atau beban dimana alat di gantung dan akan bergerak jika terdapat getaran. Posisi digantungnya secara terbalik hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan terhadap getaran.

Pada beban itu juga terdapat pena dan gulungan kertas dimana gerakan yang dibuat seismometer untuk mengukur dan mencatat gempa bumi akan mengeluarkan gambaran garis naik-turun di sebuah gulungan kertas yang hasil dari gerakan itulah dinamakan seismogram. Seismogram ini untuk cara bacanya dengan melihat garis yang dibacari dari Barat/ Timur (kiri/kanan) atau dari utara/selatan (atas/bawah). Semakin tinggi atau lebar garisnya maka semakin besar intensitas getarannya.  Ketika bumi bergerak, gerakan relatif antara berat dan bumi memberikan ukuran gerakan tanah vertikal.

Seismometer yang digunakan dalam studi gempa dirancang untuk sangat sensitif terhadap gerakan tanah. Gerakan kecil 1/10.000.000 cm dapat terdeteksi di lokasi yang sangat sunyi. Hasil modifikasi susunan pegas, berat dan rangka inilah ynag menyebabkan seismometer dapat merekam gerakan ke segala arah.

Proses terjadinya gempa bumi terjadi ketika batuan bawah tanah secara tiba-tiba pecah dan terjadi gerakan cepat di sepanjang patahan. Pelepasan energi secara tiba-tiba inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi dan akan menimbulkan gelombang seismik dengan membuat permukaan tanah bergetar. Selama dan setelah gempa bumi terjadi, lempengan patahan akan terus bergerak hingga kembali macet dan gerakannya terhenti.

Lantas, apakah itu sesar gempa ?

Sesar atau patahan terjadi karena adanya rekahan atau zona rekahan antara dua blok batuan. Sesar ini yang menyebabkan kemungkinan blok batuan lainnya saling bergerak dan terjadi secar cepat hingga menimbulkan gempa bumi. Jaraknya berkisar antara beberapa millimeter hingga ribuan kilometer. Sebagian sesar ini dapat menghasilkan perpindahan atau pergesean berulang dari waktu ke waktu secara geologis.

Sesar dengan ukuran besar terjadi karena adanya gaya tektonik yang ditimbulkan saat terjadi pergerakan lempang misalnya zona subduksi antara pertemuan dua lempeng tektonik. Gaya yang menekan, gaya yang menarik atau kombinasi keduanya yang membuat batuan tidak lagi mampu menahan gaya tersebut. Daerah yang sesar nya masih aktif menjadi daerah yang rawan terjadi gempa bumi disebabkan karena sesar ini berupa area yang biasa disebut zona sesar atau bidang sesar.

Muncul "pulau baru" akibat gempa bumi ? kok bisa ?

Fenomena alam ini disebut mud volcano, gunung lumpur ini memang bisa saja muncul usai gempa kuat terjadi. Tekanan dalam lapisan kulit bumi akan terakumulasi saat cairan dan gas bawah tanah tidak dapat keluar abikat terjebak dalam lapisan sedimen. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline