Lihat ke Halaman Asli

"No Brand" Branding Melalui Pembuatan Katalog untuk UMKM RW 06 Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi

Diperbarui: 11 Agustus 2022   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) 2022. Kegitan KKN ini dilakukan secara hybrid oleh Mahasiswa di domisili tempat tingal masing-masing  dengan waktu kurang lebih 40 hari. 

Adapun tema yang di usungkan pada tahun ini adalah "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan MBKM". Namun tema tersebut dibagi kembali menjadi beberapa sub tema, salah satunya adalah Desa Pertumbuhan Ekonomi Merata.

 Sub tema Desa Pertumbuhan Ekonomi Merata ini telah dilaksanakan oleh kelompok 88-2 yang menjurus kepada pendampingan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Kelompok 88-2 mendapatkan rekomendasi dari pihak Kelurah Cigugur Tengah untuk memilih RW 06 yang dianggap cocok dengan tema yang kami pilih. Setelah itu kami berdiskusi, survei lokasi, dan bersilaturahmi dengan Ketua RW 06 yang bernama Pak Ating.

"Kalau temanya tentang pendampingan UMKM cocoknya ke RT 01, RT 04, RT 05, sama RT 07. Di sana banyak UMKM di bidang konveksi kaya BH, celana dalem, sama makanan tapi kalo di RT 04 mah itu sumpianya udah terkenal banget," terang Pak Ating selaku Ketua RW 06 di Kantor Advokatnya, Rabu (20/7/2022).

Dokpri

Program kerja yang pertama kelompok 88-2 lakukan yaitu mendata para pelaku UMKM yang ada di RT 01, 04, 05, dan 07 dengan bantuan para Ketua RT saat melakukan kunjungan. Selain hal tersebut kami pun bertanya seputar cara pemasaran produk para UMKM.

Berdasarkan hasil kunjungan dan wawancara UMKM di RW 06 Kelurahan Cigugur Tengah mayoritas memiliki usaha di bidang konveksi celana dalam dan bra. Adapun usaha makanan tetapi tidak terlalu banyak. Oleh karena itu kelompok 88-2 tertarik mendampingi beberapa UMKM yang berada di RW 06.

UMKM yang bergerak di bidang konveksi beberapa memiliki permasalahan yang sama yaitu mereka tidak memiliki brand karna barang produksinya di jual kembali oleh reseller. Selain itu banyak juga UMKM yang menjual produknya masih secara konvensional.

Berdasarkan permasalahan tersebut kelompok 88-2 memiliki ide untuk melakukan "No Brand" Branding dengan cara membuatkan katalog untuk UMKM. Maksud dari "No Brand" Branding ini adalah suatu cara membranding satu produk tanpa mencantumkan brandnya tetapi memiliki kualitas yang setara dengan produk yang memiliki brand, akan tetapi memiliki harga yang lebih murah. 

Katalog dihadirkan sebagai salah satu cara "No Brand" Branding yang paling tepat untuk masalah konveksi di RW 06.

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline