Lihat ke Halaman Asli

Sinta Alifatul Kholillah

Mahasiswi Psikologi Islam IAIN KEDIRI

5 Jenis Pola Asuh yang Wajib Ayah Bunda Ketahui!

Diperbarui: 20 Juni 2023   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pola asuh atau parenting adalah proses atau kegiatan orang tua dalam membesarkan, mendidik, dan mengasuh anak-anaknya. Ini mencakup serangkaian keputusan, interaksi, dan strategi yang diadopsi orang tua untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan perkembangan anak. Pola asuh melibatkan berbagai aspek, antara lain kasih sayang, menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, mengajarkan nilai dan etika, memberikan pendidikan dan pembelajaran, serta membimbing anak untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pengasuhan juga mencakup komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak, aturan dan batasan yang jelas, memastikan disiplin yang konsisten, dan memberikan dukungan emosional yang memadai. Orang tua juga menjadi panutan dan memberikan contoh perilaku dan nilai yang baik untuk anak-anaknya.

Tujuan utama mengasuh anak adalah membantu anak tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat secara fisik, emosional, dan sosial. Menjadi orang tua adalah tanggung jawab yang besar dan konstan. Orang tua terus belajar dan tumbuh seiring perkembangan anak mereka, dan dapat mencari sumber daya dan dukungan dari komunitas pengasuhan, buku, seminar, atau konsultan pengasuhan untuk membantu mereka dalam perjalanan pengasuhan mereka.

Ilmu parenting mencakup berbagai pendekatan dan metode  dalam membesarkan anak. Berikut adalah beberapa jenis pola asuh yang umum dan penjelasannya: 

Jenis pola asuh yang pertama adalah pengasuhan otoritatif. Pendekatan ini menggabungkan keterlibatan  tinggi dengan penetapan batasan yang jelas. Orang tua yang otoritatif cenderung memberikan dukungan emosional yang konsisten, memberi anak penjelasan dan aturan yang rasional, dan mendorong partisipasi aktif. Mereka juga memberikan kebebasan dan membiarkan anak mengambil keputusan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pendekatan ini umumnya dianggap efektif karena mendorong kemandirian anak, keterampilan sosial, dan kepercayaan diri yang baik.

Jenis pola asuh yang kedua adalah pengasuhan otoriter. Pola asuh otoriter adalah pola asuh di mana orang tua sangat mengontrol, menetapkan aturan yang ketat dan mengharapkan kepatuhan tanpa banyak ruang untuk partisipasi atau diskusi. Orang tua yang otoriter cenderung memiliki sikap mendominasi dan menuntut kepatuhan mutlak dari anak-anak tanpa pembenaran dan penjelasan yang tepat, ketaatan tanpa syarat, aturan ketat dan tidak fleksibel, dan komunikasi satu arah. Orang tua yang otoriter cenderung menggunakan hukuman fisik atau ancaman untuk mengatur perilaku. Meskipun hal ini dapat mengarah pada kepuasan instan, pendekatan ini dapat membuat anak menjadi pasif, kurang kreatif, dan kurang mampu membuat keputusan sendiri. Contohnya : Orang tua berkata kepada seorang anak, " Kamu harus melakukan apa yang saya katakan tanpa harus bertanya mengapa. Lakukan karena saya bilang begitu." tanpa si anak memahami alasan dasar perintah tersebut.

Jenis pola asuh yang ketiga adalah pengasuhan permisif. Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan di mana orang tua memberikan kebebasan yang berlebihan kepada anak-anak dan memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku mereka. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini cenderung tidak menetapkan aturan yang jelas atau tidak memberikan konsekuensi yang konsisten saat anak melanggar aturan. Berikut adalah beberapa karakteristik orang tua yang menerapkan pola asuh permisif :

- Tidak banyak menetapkan aturan atau standar perilaku untuk anak

- Tidak memberi tanggung jawab yang jelas untuk anak

- Tidak konsisten terhadap aturan yang dibuat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline