Lihat ke Halaman Asli

Sinta RahmaFandini

Mahasiswi, Universitas Brawijaya

Potensi Limbah Industri Tahu sebagai Medium Fermentasi Bakteri Asam Laktat

Diperbarui: 25 Juli 2023   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Limbah industri tahu terbagi menjadi dua yaitu limbah padat yang berupa ampas tahu dan limbah cair tahu atau whey. Limbah industri tahu merupakan salah satu dari limbah agroindustri yang memiliki peran sebagai penyumbang sumber pencemaran bagi lingkungan sekitar. Limbah agroindustri yang menumpuk dan tidak dilakukan pengolahan secara lanjut akan berdampak pada pencemaran lingkungan yang akan mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar maupun ekosistem lingkungan. 

Produksi tahu yang ada di Indonesia dikatakan kurang lebih mencapai 85 ribu unit usaha yang dimana sekitar 80% didirikan di daerah Jawa, sehingga dari banyaknya industri tahu yang berdiri maka limbah yang akan di hasilkan juga akan bertambah seiring dengan proses produksi. 

Proses produksi tahu terdiri atas beberapa proses yaitu dimulai dari kedelai akan dilakukan perendaman dan dicuci kemudian akan tiriskan dan dilakukan penggilingan pada proses penggilingan akan dihasilkan limbah ampas tahu karena pada proses tersebut kedelai akan di saring menggunakan kan saring untuk didapatkan sari kedelai, setelah proses penyaringan sari kedelai yang didapatkan akan dilakukan proses penggumpalan dengan menambahkan bahan berupa cuka dan air pada proses tersebut akan dihasilkan limbah cair tahu, setelah penggumpalan akan dilakukan pengepresan sehingga akan dihasilkan produk samping berupa limbah cair tahu atau whey pada proses tesebut, setelah proses pengepresan akan dilakukan penirisan dan pemotongan.

Kandungan yang kaya nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak masih banyak terkandung didalam limbah industri tahu, sehingga berpotensi dimanfaatkan sebagai medium fermentasi dari mikroba. 

Syarat dimana bahan dapat digunakan sebagai medium fermentasi yaitu memiliki nutrisi yang cukup untuk mikroba melakukan pertumbuhan dan kondisi lingkungan yang sesuai akan mikroba. 

Pengukuran pertumbuhan BAL dapat dilakukan dengan menggunakan metode turbidimetri (OD) dan hitung cawan (TPC) yang dapat dilakukan analisa berdasarkan fase pertumbuhannya yang terdiri atas fase adaptasi, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. 

Pengukuran pertumbuhan bertujuan agar dapat diketahui produk metabolisme akan dihasilkan pada fase tertentu, sehingga proses penghasilan asam laktat dapat di maksimalkan. Pengukuran hasil metabolit dari BAL yaitu berupa asam laktat yang dapat dilakukan pengukuran dengan berbagai metode. Asam laktat sendiri berguna sebagai probiotik yang baik untuk kesehatan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline