Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Tingkeban

Diperbarui: 10 Maret 2022   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disetiap daerahnya memiliki tradisi kemasyarakatan yang unik. Salah satu pulau yang memiliki banyak tradisi di Jawa yang sering dilakukan adalah Tingkeban.

 Upacara Tingkeban diadakan untuk memperingati 7 bulan kehamilan wanita yang sering juga disebut dengan slametan 7 bulanan. Upacara ini dilakukan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan YME atas anugerah yang telah diberikan kepada kita serta permohonan keselamatan untuk calon ibu dan bayinya.

Dalam tradisi tersebut khususnya Kabupaten Purbalingga terdapat salah satu ritual yang perlu dilakukan yaitu sang ibu dimandikan dengan air kembang yang bertujuan agar si bayi dapat lahir dengan sehat dan selamat. 

Setelah mandi kembang selesai sanak saudara atau tetangga yang turut hadir pada upacara ritual tersebut diarahkan untuk melempar kerikil pada tembok luar rumah sang ibu, diharapkan si bayi lahir dengan panca indera yang normal.

Setelah rangkaian ritual Tingkeban selesai, acara yang terakhir adalah berdoa bersama agar harapan baik menyertai sang ibu dan bayinya. 

Masyarakat Jawa meyakini bahwa dilaksanakannya ritual Tingkeban ini dapat menghindarkan ibu dan bayinya dari malapetaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline