Semua orang sudah tahu akan elektabilitas jokowi sebagai capres terkuat dari rival partai lainnya dengan potensi yang dimilikinya, dengan membangun opini publik untuk meningkatkan elektabilisas partainya agar lolos parliamentary threshold mencatut nama jokowi sebagai teman, pasangan capres ideal dengan membeli lembaga survai atau mencatut nama jokowi dijadikan musuh lewat media
PAN hari pertama kampanye membloup pasangan joko - raja unggul dalam survai pesanan dengan indo barometernya mengalahkan prabowo - pramono edy, sehinngga terbangun opini publik bahwa PAN mempunyai calon kuat hatta sebagai cawapres pendamping jokowi dengan ditunjukan elektabilitas yang tinggi jika ingin tercipta pemerintahan yang kuat , dengan maksud PAN sadar jokowi pasti presiden kalau pengen bersanding dengan hatta coblos PAN (gak usah takut sama amien)
PKB dengan menyodorkan tokoh terkuat dipartainya mahfud md, muhaimin, dan maksudnya juga sama.
PPP tidak banyak basa basi, dengan mendukung pencalonan jokowi sebagai capres dengan menyandingkan surya darma ali sebagai cawapresnya, atau dengan pangeran pengembara dari golkar yang eksebilitasnya masih kuat " Juyup Kalla", dengan maksuk tidak perlu coblos PDIP karena PPP juga mengusung jokowi jadi presiden
PKS (partai kurang sehat/waras) Anis Matta, Hidayat Nur Wahid dan Ahmad Heryawan disiapkan sebagai capres, untuk lolos PT lewat dakwah, pencerahannya dan menyadarkan akan bahaya yang besar jika jokowi menjadi presiden melalui media PKSpiyungan, voa-islam, ar-rahmah, majalah sabili, dan lain-lain.
Dimana dalam survai PAN dan PKS dijagokan tidak lolos parliamentay threshold, untuk itu PAN menjual nama jokowi, PKS habis habisan menyerang jokowi sekalian hancur hancuran siapa tahu bisa mengeliminasi PPP dan PKB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H