Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Senjata Untuk Lolos Parliamentary Threshold Bagi

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semua orang sudah tahu akan elektabilitas jokowi sebagai capres terkuat dari rival partai lainnya  dengan potensi yang dimilikinya, dengan membangun opini publik untuk meningkatkan elektabilisas partainya agar lolos parliamentary threshold mencatut nama jokowi sebagai  teman,  pasangan  capres  ideal dengan membeli lembaga survai atau mencatut nama jokowi dijadikan musuh lewat media

PAN  hari pertama kampanye membloup pasangan joko - raja  unggul dalam survai pesanan dengan  indo barometernya mengalahkan prabowo - pramono edy, sehinngga terbangun opini publik bahwa PAN mempunyai calon kuat hatta sebagai cawapres pendamping jokowi dengan ditunjukan elektabilitas yang tinggi jika ingin  tercipta pemerintahan yang kuat , dengan maksud PAN sadar jokowi pasti presiden kalau pengen bersanding dengan hatta coblos PAN  (gak usah  takut sama amien)

PKB dengan menyodorkan tokoh terkuat dipartainya  mahfud md, muhaimin, dan maksudnya juga sama.

PPP tidak banyak basa basi, dengan mendukung pencalonan jokowi sebagai capres dengan menyandingkan surya darma ali sebagai cawapresnya, atau dengan pangeran pengembara dari golkar yang eksebilitasnya masih kuat " Juyup Kalla", dengan maksuk tidak perlu coblos PDIP karena  PPP juga mengusung jokowi jadi presiden

PKS (partai kurang sehat/waras)   Anis Matta, Hidayat Nur Wahid dan Ahmad Heryawan disiapkan sebagai capres, untuk lolos PT lewat dakwah, pencerahannya dan menyadarkan akan bahaya yang besar jika jokowi menjadi presiden melalui media PKSpiyungan, voa-islam, ar-rahmah, majalah sabili, dan lain-lain.

Dimana  dalam survai   PAN dan PKS dijagokan tidak lolos parliamentay threshold,  untuk itu PAN menjual nama jokowi, PKS habis habisan menyerang jokowi sekalian hancur hancuran siapa tahu bisa mengeliminasi PPP dan PKB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline