[caption id="attachment_407589" align="aligncenter" width="600" caption="HK Walls 2015: suk (Seoul)"][/caption]
Lagu berbahasa Korea milik Tae-Yang vs G-Dragon yang berjudul “Good Boy” mengalun keras di salah satu gang di Tai Ping San Road, Sheung Wan, Minggu (15/3). Musik nge-beat itu berasal dari handphone milik seorang pria Hong Kong yang dicolokkan pada speaker mini. Di depannya, dua orang pria, asal Italia dan Korea Selatan, sedang menggambar di tembok.
HK Wall, begitu nama event-nya. Menggandeng sponsor Agnes B, kegiatan ini diadakan pada 14-15 Maret 2015 lalu dan diprakarsai sekelompok bomber, sebutan untuk seniman grafiti, dari berbagai negara. Selain Hong Kong, beberapa diantaranya berasal dari Filipina, Italia, Spanyol, Kanada, dan Korea Selatan, di mana mereka mengenal satu sama lain melalui internet.
“Ini event pertama kali dan saya berharap semoga ada lagi di tahun-tahun mendatang,” ucap Suk, bomber asal Seoul, Korea.
Suk telah berkecimpung di dunia ini selama 14 tahun. Selain Hong Kong, ia dan timnya telah menggambar di beberapa negara. Antara lain: Jepang, Taiwan, Filipina dan tentu saja di Korea Selatan yang menjadi negara asalnya. “Sama seperti dia, saya sudah menggambar selama 14 tahun. Kami satu tim,” lanjutnya, sambil menunjuk seorang pria yang sedang menggambar smiling shark menggunakan pilox.
Seni menggambar di tembok ini biasa dikenal dengan grafiti. Selain cat semprot (pilox), para bomber menggunakan bahan material lain berupa acrylic dan spidol permanen (marker pen). Ketika mereka menyapukan kuas atau menyemprotkan cat, kita tidak tahu apa yang akan mereka hasilkan. Maka, keesokan harinya kita akan menemukan tembok yang berwarna-warni dengan gambar abstrak, pop art, realis, hingga naturalis.
[caption id="attachment_407594" align="aligncenter" width="475" caption="pakai marker pen"]
[/caption]
[caption id="attachment_407595" align="aligncenter" width="600" caption="suk: pilox, sebelahnya: acrylic"]
[/caption]
Grafiti difungsikan sebagai media komunikasi sosial dan respon terhadap lingkungan. Bagi bomber pemula, biasanya mereka menggambar di atas kertas. Namun, dengan kemajuan jaman, banyak juga yang berkarya menggunakan komputer dengan software tertentu, coreldraw misalnya.
Tai Ping Shan merupakan daerah Sheung Wan bagian atas. Area ini terkenal sebagai tujuan pecinta seni dengan aneka galeri serta barang-barang antiknya. Sehingga tak salah jika Sheung Wan menjadi salah satu pusat grafiti di Hong Kong. Berkat kreativitas para bomber inilah tembok-tembok berdebu disulap menjadi festival seni jalanan yang menakjubkan.
Untuk ke sana, kita bisa datang menggunakan kereta (MTR) dan turun di Sheng Wan exit A2.
Di kota-kota besar di Indonesia seperti: Yogyakarta atau Surabaya sebenarnya banyak kita temui seni graffiti. Yang jadi pertanyaan, akankah menjadi destinasi serbuan bomber pada even mendatang? Kita tunggu.
[caption id="attachment_407590" align="aligncenter" width="600" caption="HK Walls 2015"]
[/caption]
[caption id="attachment_407592" align="aligncenter" width="600" caption="HK Walls 2015"]
[/caption]
[caption id="attachment_407613" align="aligncenter" width="600" caption="HK Walls 2015"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H