Lihat ke Halaman Asli

[Hari Pahlawan] Pahlawan Devisa atau Gembel Bandara

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_141369" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi "][/caption] Tangan ini menengadah Memohon kepada saudara agar melungsurkan belas kasihan Tak marah pada yang acuh Tak jengah pada yang abai Semua bermuara agar saudara menolong gembel bandara Agar diri segera kembali bersama keluarga Keamanan terasa jauh dari diri Perlindungan hanya cuap-cuap penenang sebatas janji Tanpa... realisasi Bah... asuransi! Bak pundi-pundi pemerasan bertopeng penempatan Meski sejatinya hanya kata lain perbudakan Kepada Tuhan tercurahkan semua nya Tapi ... rasa malu telah menguasai Diri ini begitu kotor dan hina Tangan ini berlumur minyak babi Mulut ini menasbih 'jisin' dan 'pakji' Pahlawan devisa atau gembel bandara Dua sebutan satu makna Karena sejatinya diri ini hanya dagangan Yang bermodalkan celemek dan nomor dada Yang ditawarkan di pinggir jalan dan di bawah jembatan Puaslah saudara menikmati plesiran berdalih kunjungan Puaslah saudara belanja dan jalan-jalan berdalih melakukan perbandingan Puaslah saudara membaca berita nyawa TKW berakhir di pancungan Di sana ... di negeri yang telah saudara sematkan tropi penghargaan di atas kepala pemerintahnya Tetap saja (bukan) pahlawan devisa tapi gembel bandara! Tseung Kwan O, 10'11'11

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline