Lihat ke Halaman Asli

Lupus (bagian 2): Apa Gejala-gejala Lupus?

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hortensia, seorang gadis yang sedang mekar, usia 20 tahun, sudah 1 bulan ini badannya sering panas, naik turun. Kalau lagi kumat, badannya terasa lemah, sendi-sendinya terasa sakit. Kalau sudah begitu dia hanya bisa terbaring sedih, tidak bisa kuliah. Padahal dia sebenarnya gadis yang lincah dan selalu gembira, serta aktif di kampus. Sudah ke dokter beberapa kali, dibilang tifus, diberi obat, tapi gak sembuh-sembuh. Akhir-akhir ini rambutnya sering rontok, dan sering timbul luka-luka di mulutnya. Orang tuanya semakin gelisah, apalagi ketika kedua pipi Hortensia berwarna kemerah-merahan. Padahal seumur-umur, dia belum pernah pakai pemerah pipi....

Cowok Hortensia juga pelan-pelan menjauh, dia pikir mungkin ceweknya ini kena penyakit yang menular... Yah, cari aja cewek lain deh pikirnya mungkin...(Masih ingatkan kalau Lupus bukan penyakit menular?). Duh kasian kamu nak...sudah jatuh dihimpit tangga pula..

Itu tadi sebagian  gambaran gejala-gejala penyakit Lupus. Gejala, maksudnya adalah keluhan pasien dan keadaan yang didapatkan pada pasien (misalnya pada Hortensia: panas, lemah, rambut rontok, dll) yang timbul karena adanya suatu penyakit. Jadi, gejala merupakan tanda bahwa seseorang sedang terkena suatu penyakit. Bukan BARU AKAN terjadi penyakit. Jadi kalau kita dibilang oleh dokter: anda gejala Diabetes, bukan berarti kita akan sakit Diabetes, tetapi SUDAH sakit diabetes. Anda bergejala Tifus, artinya SUDAH sakit Tifus, bukan baru akan sakit Tifus.

Jadi, apa saja gejalanya?

Gejala Lupus sangat banyak. Ingat pada tulisan saya sebelumnya, bahwa nama lengkap Lupus adalah SYSTEMIC Lupus Erythematosus (SLE). Karena bersifat sistemik, penyakit ini mengenai hampir semua sistem organ kita.

Gejala Umum :

Biasanya terjadi keluhan cepat lelah, demam berulang, sariawan (luka di mulut) berulang. Sehingga kadang disangka penyakit Tifus yang tidak sembuh-sembuh. Lalu sering terjadi penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.

Gejala pada Kulit dan rambut:

Pada kulit dapat terjadi berbagai macam ruam. Pada kulit wajah bisa terjadi ruam seperti kupu-kupu di pipi (ruam malar) yang berwarna kemerahan. Sedangkan kulit di bagian tubuh lain (termasuk kadang pada kulit kepala) bisa terjadi ruam berbentuk bundar (ruam discoid). Keadaan ini kadang-kadang disangka sebagai alergi.

Bisa juga terjadi fotosensitivitas yaitu jika kena cahaya matahari atau ultra violet, kulit akan memerah dan terasa tidak enak. Dan ini dapat memicu kambuhnya Lupus. Nah makanya salah satu musuh orang Lupus adalah sinar matahari........

Disamping itu, dapat terjadi kerontokan rambut. Duh, padahal rambut adalah mahkota wanita! Tapi untunglah, kerontokan ini biasanya akan membaik jika penyakitnya tenang.

Gejala pada Sendi :

Pada sendi bisa terjadi nyeri, bengkak (arthritis), terutama pada sendi kecil. Wah, kok jadi kayak kena rematik?? Yah itulah Lupus. Makanya si Lupus ini dimasukkan dalam penyakit rematik yang disebabkan proses autoimun. Bukan rematik karena asam urat, yang sering dikira sebagai penyebab yang paling banyak dari penyakit rematik. Padahal sesungguhnya tidak. Penyakit rematik asam urat ini akan saya tulis di kesempatan lain.

Gejala pada Ginjal:

Kira-kira 50% penderita Lupus akan mengalami gangguan ginjal, dari yang ringan sampai yang berat. Keradangan ginjal ini ditandai dengan adanya protein di dalam air seni, yang bisa di tes di laboratorium. Kadang-kadang kita dapat melihat busa/buih yang banyak pada air seni, mungkin itu tanda bahwa ada protein yang keluar dari ginjal. Keadaan ini tidak akan menimbulkan bahaya kecuali jika bertambah berat sehingga memerlukan cuci darah.

Kok bisa ada protein di air seni? Pada orang sehat, air seni yang merupakan produk ginjal, tidak akan mengandung protein. Karena radang ginjal, saringan  ginjal mengalami ganguan dan menjadi “bocor”, sehingga protein keluar. Padahal kita tahu protein merupakan zat pembangun tubuh kita. Oleh karena iu, hal ini harus dicegah.

Gejala pada sistem darah:

Kurang darah (anemia) yang terjadi karena kurangnya sel darah merah, atau dikatakan hemoglobinnya (HB) rendah. Hemoglobin adalah senyawa utama pembentuk sel darah merah. Mohon tidak dicampur adukkan antara kurang darah dengan tekanan darah rendah. Kalau kurang darah mengacu pada sel darah merah yang kurang (sehingga tampak pucat), kalau tekanan darah rendah mengacu pada tensi yang rendah. Seseorang yang kurang darah, tensinya bisa tinggi, normal atau rendah. Demikian juga, seorang yang tensinya rendah, kadar Hbnya bisa kurang darah, bisa juga normal.

Sel darah putih dan juga trombosit jumlahnya dapat berkurang. Jika sel darah putih berkurang, seseorang akan lebih mudah terkena infeksi. Jika trombosit berkurang, akan mudah terjadi perdarahan (seperti pada penyakit DBD).

Nah, kelainan darah ini, dapat menyebabkan seorang dokter mengira ini adalah suatu penyakit yang mengenai sistem darah saja, dan bukan Lupus. Misalnya trombosit turun, dikira DBD.

Gejala lain:

Pada jantung dapat terjadi radang selaput jantung (perikarditis) dan pada paru terjadi radang selaput paru (pleuritis), juga radang jaringan paru. Kadang dapat terjadi keradangan pada otak yang menimbulkan gejala penurunan kesadaran, kejang, stroke dan bahkan gangguan kejiwaan. Gangguan kejiwaan ini akan hilang dengan pengobatan.

Lupus juga dapat menyebabkan keguguran. Seorang wanita yang Lupusnya sedang aktif (kambuh), tidak diperkenankan untuk hamil. Tetapi jika penyakitnya sudah tenang, atau tidak aktif, akan diperbolehkan hamil. Tetapi dengan pengontrolan yang ketat oleh dokter ahli penyakit dalam dan dokter ahli kandungan.

Banyak sekali gejalanya? Apa seorang penderita Lupus dapat terkena semua gejala tersebut bersamaan?

Setiap penderita Lupus gejalanya akan bervariasi. Ada yang hanya dominan gejala kulit dan sendi, ada ginjal yang dominan. Ada juga sistem darah yang dominan. Ada juga yang terkena jantung, ginjal disertai gangguan darah, tapi kulitnya tidak apa-apa.

Gejala Lupus ini naik turun. Kadang tenang, hanya sedikit keluhan dan memerlukan obat dengan dosis kecil. Kadang juga tiba-tiba jadi berat sehingga perlu dirawat di RS. Kok jadi berat? Ada faktor-faktor pemicu Lupus jadi kambuh, yaitu sinar matahari (terutama ultra violetnya), infeksi, stres, operasi yang berat. Dan juga kalau tiba-tiba seorang penderita Lupus menghentikan obatnya.

Bisa sembuh tidak ya? Penyakit ini sampai sekarang belum dapat disembuhkan total. Tetapi jangan berkecil hati, karena dapat terjadi keadaan yang disebut remisi, yaitu sama sekali tidak ada gejala, dan bahkan tidak perlu minum obat lagi! Remisi bisa sampai bertahun-tahun. Meski demikian, seseorang yang sedang remisi tetap harus menjaga diri dari faktor pemicu kekambuhan. Kalau sudah remisi, lalu berjemur (entah karena upacara hari senin, atau ikut bule berjemur di pantai Kuta), ya... kambuh lagi deh.

Bahan bacaan:

National Institut of Health. Lupus: A Patient Care Guide for Nurse and other Healthcare Professional, 3rd ed. www.niams.nih.gov

Wallace DJ, Hahn BH. Dubois Lupus Erythematosus. 7th ed.2007

Lupus (SLE): an information booklet. Last updated , March 2009. Downloaded August 2009. http://www.arc.org.uk/arthinfo/patpubs/6023/6023.asp

Bartels CM, Muller D. Systemic Lupus erythematosus. Last updated , January 2009. Downloaded September 2009. http://emedicine.medscape.com/article/332244-overview




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline