Lihat ke Halaman Asli

ANNA JULIANTO

manusia biasa

Berburu Takjilan atau Tenongan

Diperbarui: 12 Mei 2019   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS


Penjual  takjilan dan  penjual  tenongan  bagi warga solo adalah sama saja karena yang dijual hampir sama. Penjual tenongan adalah sebutan bagi penjual  makanan ringan yang buka setiap pagi dari jam 5  hingga pukul 10 pagi tapi  khusus hari minggu banyak yang  libur. Yang dijual di tenongan adalah berbagai macam  kue dan  makanan siap saji baik yang masa kini ataupun  tradisional  serta lauk dan  sayur untuk satu porsi makan  persis sama dengan penjual takjilan.

Ketika bulan ramadhan tiba para penjual tenongan berubah jadi penjual takjilan dan jam  buka berubah jadi sore hari dari jam 15.00 hingga menjelang Maghrib.  Menu yang dijual juga bertambah seperti ada racikan es buah, berbagai kolak dan juga ada penambahan  jumlah  lauk dan sayur.

Untuk mendapatkan kue atau  makanan favorit yang dijual pedagang tenongan atau takjilan maka  harus beli lebih awal sebab kalau sudah mendekati tutup banyak kue dan makan yang sudah habis.

Berbeda dengan  penjual takjilan  dadakan  yang  hanya  jual saat ramadhan saja dengan penjual tenongan yang juga penjual takjilan adalah dari jumlah dan  pilihan menu yang ditawarkan.

Kalau penjual takjilan dadakan biasanya hanya menjual es buah atau kolak saja dan makanan  atau kue hanya beberapa macam  saja dan  biasanya dibuat sendiri oleh penjualnya.

Kalau penjual takjilan yang juga merangkap jadi penjual tenongan, makanan atau kue yang dijual banyak sekali macamnya bahkan mungkin ada belasan macam. Mereka sanggup menjual belasan makanan atau  kue karena makanan dan kue yang dijual bukan merupakan buatan sendiri tapi ini merupakan  konsinyasi atau  titip jual dari para pembuat  makanan, minuman dan  kue rumahan.

Di penjual tenongan  atau  takjilan ada etika dimana jika ada satu jenis kue atau makanan sudah ada pemasok untuk dititipjualkan  maka penjual tenongan/takjilan akan menolak jika ada yang menawarkan pasokan baru kecuali beda bentuknya seperti kue pastel yang biasa bentuknya setengah lingkaran untuk membedakan dengan pemasok lain maka membuat pastel yang berbentuk lingkaran.

Pembatasan  pemasok bukan hanya untuk melindungi pemasok lama tapi juga untuk mengetahui dengan pasti macam dan jumlah kue atau makanan yang terjual yang akan dibayarkan  kepada pemasok dan juga jika ada kue atau makanan yang tidak terjual maka akan dikembalikan kepada pemasok yang sebenarnya. Jika ada makanan atau kue yang jenis dan bentuknya sama  yang dipasok oleh beberapa pemasok  maka ketika ada yang tersisa akan bingung  mengembalikan  kepada siapa.

Harga kue atau makanan di penjual tenongan sekaligus takjilan sangat murah yaitu mulai harga Rp 1000  (seribu rupiah) per biji dan makanan dan kue dijamin baru sebab setiap hari jika ada yang tersisa akan dikembalikan kepada pemasok dan pemasokpun akan mengganti dengan yang baru.

Silahkan mencoba berburu dan menikmati  aneka makanan, kue dan minuman yang murah dan enak jika datang ke kota solo lokasi pembuatan video ini di tempat penjualan takjilan sekaligus tenongan milik Bu Yuli di jalan Agus Salim, kota Solo, Jawa tengah depan minimarket indomaret dan kantor BRI sebelah utara perempatan lumbung Batik sisi sebelah barat. Sebenarnya jika tidak jalan satu arah maka dari stasiun Kereta Api Purwosari ke selatan kurang lebih 200 meter saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline