Lihat ke Halaman Asli

ANNA JULIANTO

manusia biasa

Dunia Tanpa Tangis dan Kesedihan

Diperbarui: 28 Maret 2019   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Apakah ada dunia yang isinya hanya kegembiraan saja seperti di syurga yang tak ada lagi tangis dan kesedihan? Ternyata ada dunia yang penuh canda, tawa dan bahagia. 

Di dunia ini kekecewaan dianggap sebagai yang menggembirakan, kemarahan tidak diluapkan dengan tindakan keonaran, putus cinta tidak harus bersedih hati, bahkan proses kematianpun menjadi proses yang perlu dinikmati. Sesuatu yang aneh tapi ini betul terjadi di dunia ini dan itu adalah dunia musik dangdut "koplo". 

Dangdut koplo adalah dunia yang unik karena mereka yang hidup di dunia ini selalu bisa membuat gembira penikmatnya karena semua lirik lagu baik sedih atau gembira diubah jadi lagu dengan irama yang menyenangkan. Penyayi di dunia koplo adalah penyanyi yang tidak perlu air mata dalam membawakannya yang perlu adalah senyum yang bahagia.

Tapi sayang penghuni dunia ini harusnya orang-orang dewasa karena liriknya kebanyakan untuk orang dewasa dan kadang pakaian dan joget penyayi yang kurang sopan tapi sekarang juga bisa mudah dilihat oleh anak-anak baik off line maupun on line.

Ada sebuah lirik jawa yang berisi tentang proses kematian yang berjudul " Kelayung-layung" hasil ciptaan Bugie yang dahulu dinyayikannya dengan penuh hikmat tapi ketika masuk dalam dunia koplo jadi proses yang penuh senyum:

Berikut Lirik "Lagu Kelayung Layung"yang coba saya terjemahkan:


ono tangis kelayung-layung ( Ada tangis yang mengenaskan )
tangise wong kang wedi mati (tangisnya orang yang takut mati)
gedhongono kuncenono (Didalam gedung yang terkuci)
yen wis mati mongso urungo (Kalau sudah takdirnya mati tidak bisa dihindari)

ditumpakke kereto jowo (Dinaikan dalam keranda)
rodane roda menuso (Rodanya adalah roda manusia)
ditutupi ambyang-ambyang  (Ditutup kain keranda)
disirami banyune kembang (Disiram air Kembang)

duh Gusti Allah (Oh TUhan)
kulo nyuwun pangapuro (Aku Mohon Maaf)
ning sayange wis ora ono guno ( Tapi sayang tidak ada guna)
ditumpakke kereto jowo
rodane roda menuso

ditutupi ambyang-ambyang
disirami banyune kembang

duh Gusti Allah
kulo nyuwun pangapuro
ning sayange wis ora ono guno
ditumpakke kereto jowo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline