Lihat ke Halaman Asli

SINDY MEIKASARI

Maksimalkan usaha, maksimalkan berdoa.

Resum Buku Tradisi Pesantren karya Zamakhsyari Dhofier

Diperbarui: 26 Mei 2020   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengarang: Zamakhsyari Dhofier

Tahun: 2011

Judul Buku: Tradisi Pesantren

Kota terbit: Jakarta

Penerbit: LP3ES

Assalamualaikum wr.wb.

Hasil resum secara singkat ini diharap mampu membantu kalian dalam memahami isi buku tersebut.

Tradisi pesantren adalah sitem pendidikan Islam yang tumbuh sejak awal kedatangan Islam di Indonesia, yang dalam perjalanan sejarah menjadi objek kajian penelitian. Kebanyakan gambaran tentang kehidupan pesantren hanya menyentuh tentang kesederhanaan bangunan-bangunan, cara gaya hidup santriwan-santriwati, kepatuhan mutlak para santri pada kyai, dan pelajaran-pelajaran kitab klasik. Kepentingan politik pesantren sangat terbatas pada legitimasi kekuasaan keagamaan.

Sistem pengajaran secara individual yang ada di pesantren disebut sistem sorogan yang diberikan pada murid yang baru masih memerlukan bimbingan individual. Metode utama sistem pengajaran pesantren adalah sistem bandongan atau seringkali disebut sistem weton. Dalam sistem ini sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, atau mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Pesantren-pesantren mengajarkan berbagai kitab Islam klasik dalam bidang yurisprudensi, teologi, dan tasawuf. Kiranya cukup alasan untuk menyimpulkan bahwa, tidak seperti keadaan di negara-negaraArab tradisi pesantren di Indonesia sejak terbentuknya paling tua telah merupakan suatu kombinasi antara madrasah dan pusat kegiatan tarekat. Inilah yang akhirnya tumbuh di Indonesia, yang tidak mempertentangkan antara aspek syariah dan aspek tarekat.

Pada abad ke19, jaringan ulama dengan Mekkah dan Kairo semakin meningkat. Semua peningkatan ini melancarkan proses penyebaran Islam di pelosok pedesaan. Tiga dasawarsa terakhir abad ke19, menjadikan Indonesia seolah-olah dilanda oleh intensistas kehidupan Islam. Sejak pertengahan abad ke19 banyak anak muda yang menetap diri di Mekkah. Dengan makin kuatnya keterlibatan meraka dalam kehidupan intelektual dan spiritual Timur Tengah, Islam di Indonesia makin menipis sifat lokalnya yang titik beratnya pada aspek tarekat. Semakin berkurang (tidak berarti hilang sama sekali) dan bertambahnya praktik-praktik ritual dan doktri, menyebabkan watak keislaman dipengaruhi oleh modernisasi Islam Timur Tengah, meskipun yang amat seirama dengan penganut Muhammadiyah.

Pada periode tahun 1970 dan 1998 berkembang varian tipe pendidikan yang masing-masing memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Dikelompokkan menjadi dua tipe; tipe lama dan tipe baru. Dimana tipe baru ini dengan mendirikan sekolah-sekolah umum dan madrasah yang mayoritas mata pelajaran yang dikembangkan bukan kitab-kitab Islam klasik. Pesantren dengan tipe baru ini contohnya pesantren Tebuireng dan Rejoso di Jombang yang telah membuka SMP, SMA, dan Universitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline