Lihat ke Halaman Asli

Tak Jadi Upgrade Daya, Quo Vadis Polemik Oversupply PLN

Diperbarui: 25 September 2022   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi PLN. (Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Rasa-rasanya, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) belum lama ini sukses mengguncang tatanan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. 

Namun kini, masyarakat kembali dicengangkan oleh wacana penghapusan listrik 450 volt ampere (VA) melalui pengalihan daya listrik 450 VA ke 900 VA. 

Meskipun disebutkan bahwa pengalihan daya tersebut tidak akan dikenakan biaya, namun pengamat kebijakan publik Bambang Haryo Soekartono menilai bahwa wacana ini akan semakin menyusahkan masyarakat yang masih tertatih-tatih bangkit dalam kesulitan ekonomi akibat pandemi dan kenaikan harga BBM (liputan6.com). 

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyatakan bahwa narasi penghapusan listrik 450 VA ini muncul karena adanya komitmen pemerintah agar kebijakan pemberian subsidi menjadi semakin tepat sasaran (CNCB Indonesia). 

Di samping pertimbangan tersebut, pada 12 September 2022 lalu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mengungkapkan bahwa diskursus ini tidak terlepas dari fenomena oversupply listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) (tempo.co). 

Meskipun pada akhirnya Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Presiden Joko Widodo membantah dengan tegas isu tersebut, tapi bukan tidak mungkin kebijakan pengalihan daya listrik tersebut masih mungkin diambil di kemudian hari, bukan?

Lantas apakah memang benar jika persoalan ini hanya berkutat pada permasalahan subsidi yang tidak tepat sasaran dan oversupply listrik PLN?

Menyoal mengenai kebijakan subsidi yang tidak tepat sasaran, secara paradoksal Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyatakan bahwa inisiasi kebijakan pengalihan listrik 450 VA menjadi 900 VA justru merupakan langkah yang irrasional. 

Ia menilai bahwa subsidi listrik 450 VA dirasakan lebih tepat sasaran daripada subsidi BBM yang banyak digunakan oleh kalangan masyarakat mampu. 

Pembebanan penyerapan oversupply pasokan listrik PLN tidak selayaknya dibebankan kepada masyarakat miskin melalui pengalihan daya yang semakin memberatkan mereka di tengah kenaikan harga BBM dan spillover effectsnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline