Lihat ke Halaman Asli

Mengendalikan Kelas dengan Kalimat

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mungkin Anda pernah mengalami ini, siswa Anda belum siap belajar ketika Anda memasuki kelas. Biasanya ini terjadi sesaat setelah jam istirahat. Maklum saja, kala istirahat biasanya anak-anak bubar ke kantin sebagai tempat favorit. Maka, ketika mereka harus belajar lagi suasana kelas bisa sangat kacau.
Menghadapi situasi demikian, beberapa rekan guru sering bersikap sangat reaktif. Ada guru yang berdiri di pintu sambil berdiam diri menunggu siswanya menyiapkan diri. Celakanya, kadang hal ini kurang efektif dan efisien. Waktu yang terbuang menunggu siswa siap kadang cukup lama. Bagi guru yang memang senang ‘kill time’ mungkin menyenangkan, tetapi bagaimanapun ini tentunya kurang baik.
Kadang kala, ada guru yang langsung berteriak penuh kemarahan menyuruh siswanya tertib. Memang, dalam banyak kasus, tindakan ini cukup  efektif. Siswa bisa seketika diam dan duduk di kursinya masing-masing. Hanya saja, ini sering berpengaruh dalam perjalanan belajar mengajar selanjutnya. Sepanjang pelajaran siswa bisa saja kelihatan tertib mengikuti pelajaran, namun kadang perhatian mereka tidak lagi fokus kepada pelajaran. Diam-diam mereka akan berbisik-bisik tidak jelas, sibuk berkegiatan lain, bahkan ada pula yang menulis kata-kata atau menggambar yang mengejek sang guru.
Agar tidak terjadi situasi yang demikian itu, ada cara sederhana yang bisa dilakukan. Bila menghadapi situasi kelas yang ‘krodit’, saya sering menggunakan jurus ‘kata mutiara’ atau ‘kalimat bijak’ yang saya sesuaikan keadaan. Ketika siswa masih sibuk dengan dirinya sendiri, saya langsung menuliskan kata mutiara atau kalimat bijak di papan tulis. Banyak yang bisa kita gunakan, misalnya: Manusia memahami keadaan, bukan manusia tak peduli keadaan; Manusia dinilai dari karya dan perilakunya; Sikap adalah cerminan harga diri, dan lain-lain. Biasanya, beberapa siswa akan segera membaca kalimat yang saya tulis dan kemudian sambil  tersenyum-senyum mereka akan menggamit temannya yang belum menangkap maksud kalimat saya atau bahkan belum membaca kalimat saya. Tak lama, mereka akan segera menempatkan dirinya siap untuk belajar.
Cara di atas, selain tidak menciptakan suasana kaku dan penuh kemarahan juga melatih siswa berpikir. Kesadaran siswa akan timbul dengan sendirinya setelah mereka memahami maksud kalimat saya dan dijamin, pembelajaran yang berlangsung kemudian akan berlangsung tanpa kendala  psikologis apapun. Tertarik? Silakan dicoba!

@Tulisan ini juga bisa dibaca di http://guraru.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline