Lihat ke Halaman Asli

Sindi Elisa Harianja

Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Terungkap! BPDPKS Jadi Aktor Utama dalam Mencapai Target Menuju Net Zero Emission dan Penerimaan Negara!

Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pernahkah anda bertanya-tanya, bagaimana caranya negara kita Indonesia bisa mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyatnya? Bayangkan negara kita, Indonesia bebas dari polusi udara, dengan ekonomi yang terus tumbuh, dan lingkungan yang terjaga untuk generasi mendatang. Tentu Ini bukan sekadar mimpi, melainkan tujuan besar yang
tengah dikejar oleh negara kita---Net Zero Emission 2060. Namun, tahukah Anda siapakah pemain utama di balik upaya besar ini? Ya salah satunya adalah BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) adalah salah satu lembaga penting yang berperan dalam hal ini. Siapa sangka, minyak sawit yang kita gunakan sehari-hari ternyata menjadi pemeran utama dalam mencapai lingkungan bebas emisi. Dari sawit yang dulu dianggap sebagai tantangan lingkungan, BPDPKS telah mengubahnya menjadi solusi masa depan dengan menghadirkan inovasi terbaru bagi kesejahteraan Indonesia.

Tapi, bagaimana BPDPKS berkontribusi pada pencapaian target "Net Zero Emission" serta   membawa Indonesia mencapai penerimaan negara ?. BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) memainkan peran pentingnya dengan mendukung industri kelapa
sawit yang lebih ramah lingkungan. Salah satu program unggulan BPDPKS adalah pengembangan biodiesel B40. Dalam program tersebut, BPDPKS memberikan bantuan dana kepada produsen biodiesel. Hal tersebut dilakukan agar kelapa sawit dapat dipergunakan sebagai pembawa perubahan pada negara. Dengan memaksimalkan potensi sumber daya kelapa sawit yang melimpah, kelapa sawit dapat meminimalisir emisi karbon dioksida.

Biodiesel B40 merupakan kombinasi dari Biodiesel 40% sendiri ialah pencampuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebesar 40% dengan 60% bahan bakar minyak jenis solar yang artinya dapat menjadi kunci dalam mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil. Dengan begitu, negara Indonesia yang seharusnya masih melakukan pengimporan bahan bakar minyak menjadi negara yang mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya lokalnya. Jika program tersebut dapat diupayakan maka dapat memperkuat kemandirian energi Indonesia, mengurangi ketergantungan terhadap fluktuasi harga minyak mentah global. Kemandirian energi ini tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga membangun ketahanan energi yang lebih baik dalam menghadapi perubahan kondisi global. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa melalui dukungan BPDPKS, transisi menuju energi bersih berbasis biodiesel B40 merupakan salah satu yang dapat berkontribusi pada target "Net Zero Emission", sekaligus dapat meningkatkan penerimaan negara.

Mengapa biodiesel B40 dapat meningkatkan penerimaan negara? Hal ini dapat dikatakan karena industri biodiesel menghasilkan pajak dari produksi dan penjualan, sehingga dapat mengurangi kebutuhan impor bahan bakar yang akhirnya dapat menghemat devisa negara Menurut Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM,Edi Wibowo, penerapan biodiesel B40 tidak hanya akan mengurangi impor BBM Indonesia dan menghemat anggaran negara hingga ratusan triliun rupiah, tetapi juga memungkinkan masyarakat menikmati bahan bakar terbarukan yang lebih terjangkau serta lingkungan yang lebih bersih karena penurunan emisi karbon dioksida.

Oleh karena itu, peran BPDPKS dalam mengembangkan biodiesel B40 menjadi krusial bagi keberhasilan transisi energi bersih di Indonesia. Melalui dukungan dan pengelolaan dana yang tepat, BPDPKS tidak hanya mendorong industri kelapa sawit yang lebih ramah lingkungan tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi negara. Dengan begitu, BPDPKS menjadi salah satu aktor utama dalam mencapai target Net Zero Emission 2060 sekaligus memperkuat penerimaan negara. Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mewujudkan masa depan yang lebih hijau, mandiri, dan sejahtera bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline