Pernikahan Merupakan suatu ikatan resmi yang di jalin oleh dua pasangan, yang secara Siri maupun Resmi. Yang dimana pasangan suami istri sebaiknya memiliki kecukupan baik secara umur,mental dan finansial. Untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan Terhindar dari ketidaksiapan dalam berumah tangga, selain itu pentingnya dalam memilih pasangan hidup bersama. Karena banyaknya kasus kekerasan terhadap rumah tangga yang terjadi di Negara Indonesia karena kurangnya kesiapan untuk menjalani kehidupan bersama. Telah tercatat ada 401.975 kasus kekerasan sepanjang tahun 2023, dengan kasus-kasus yang berbeda meliputi ( faktor finansial, faktor sosial, hingga individu itu sendiri). Namun telah terjadi penurunan persentase dalam kasus (KDRT) yang terjadi, dan juga menurunnya angka pernikahan dini di Indonesia . Apa yang sebenarnya terjadi ?.
Maraknya pernikahan dini terjadi pada tahun 2018 menurut data UNICEF telah terjadi sebanyak 1.220.900 kasus perempuan yang menikah sebelum berusia 18 tahun, dengan beragam jenis alasan salah satu penyebabnya adalah persoalan ekonomi keluarga. Dan banyaknya pengaruh negatif yang terjadi salah satunya tingkat kemiskinan di Indonesia yang semakin melonjak yang di mana banyaknya kasus kasus sosial yang terjadi.
Namun angka perkawinan anak usia dini kian menurun 3 tahun terakhir dan telah tercatat dalam (KPPA) bahwa telah menurunnya kasus perkawinan dini pada tahun 2021 dari 10,35 persen menjadi 9,23 persen dan 8,06 pada tahun 2022 dan menjadi 6,92 pada 2023. Upaya untuk terus menurunkan angka pernikahan dini ini harus selalu di berikan edukasi dan juga dorongan dari segala pihak pemerintahan,maupun masyarakat. Dan juga meningkatkan edukasi terhadap remaja-remaja bahwa pernikahan bukan merupakan suatu hal yang bisa di anggap sepele. Dan salah satu faktor dari terjadinya penurunan angka pernikahan dini karena memiliki alasan yang beragam mulai dari :
- Terlalu berfokus pada karir
- Trauma akan pernikahan orang tua yg gagal
- Takut tidak bisa membahagiakan pasangannya nanti
Terutama pada generasi Z (Gen Z) menyatakan bahwa lebih baik menunda terlebih dahulu untuk membangun rumah tangga dan bahkan memilih untuk childfree, alasan tersebut terkadang memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat namun bagi mereka pernikahan bukanlah tujuan utama atau simbol keberhasilan dalam pencapaian hidup. Namun mereka lebih memilih untuk berfokus pada diri mereka tersendiri terlebih dahulu dengan meningkatkan kualitas hidup,karir dan kepentingan pribadi mereka terlebih dahulu sebelum memasuki komitmen pernikahan yang sangat serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H