Lihat ke Halaman Asli

Blekeder

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti biasa, setiap pagi ketika berkendara menuju tempat kerja selalu "mantengin"  siaran sebuah radio swasta favorit dengan volume yang lumayan "nendang"  untuk sekedar menghilangkan rasa kantuk yang masih tertahan, karena tiap harinya berangkat kerja pagi-pagi sekali. Disela-sela acara, entah itu  musik/lagu, bincang-bincang, konsultasi maupun berita, diselipin dengan iklan komersil.  Kebenaran beberapa hari terakhir ini, iklan yang sering diperdengarkan adalah iklan  TV Kabel berlangganan. Terus terang, sebenarnya geli sekaligus miris menyimak persaingan iklan antar provider TV Kabel berlangganan di radio swasta. Satu sama lain saling menjelekkan bahkan saling membongkar kekurangan kompetitornya, seolah - olah mengabaikan kode etik periklanan. Sejatinya, iklan merupakan sarana mempromosikan keunggulan dan kelebihan sebuah produk tanpa menjelekkan/meng-under estimate-kan produk kompetitornya.

====================
Prilaku seperti ini juga jamak  ditemui di lingkungan tempat tinggal kita sehari-hari, lingkungan kerja, lingkungan organisasi sosial dan politik bahkan di lingkungan organisasi keagamaan. Ada aja seseorang yang mempromosikan kehebatan dan kelebihannya dengan menjelekkan dan meremehkan orang lain. Saya menyebut prilaku seperti ini, dengan istilah BLEKED, plesetan dari BLACK ADS (Black Advertising). Pengertiannya kurang lebih sama halnya dengan istilah BLACK CAMPAIGN (kampanye hitam). Orang yang mempraktekkannya saya sebut dengan istilah BLEKEDER..... :-)

Salam Kompasiana !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline