Sosok inspiratif tidak selalu mereka yang memiliki perusahaan unicorn, decacorn atau hectocorn dengan omset milyaran dolar. Di sekitar kita pasti ada sosok inspiratif yang tanpa di sadari juga ikut membantu dalam meningkatkan perekonomian daerah setempat. Salah satunya adalah sosok pelaku UMKM. Tak berlebihan kita katakan dia sebagai pahlawan bagi orang-orang sekitarnya.
Selama pandemi Covid-19, masyarakat di Indonesia di paksa untuk berkegiatan dari rumah (work from home) serta menerapkan lockdown di beberapa daerah.
Banyak aktivitas dan kegiatan yang terhambat maupun tertunda. Perekonomian ikut menurun, perusahaan besar atau pun kecil turut merasakan dampaknya hingga sebagian perusahaan terpaksa mengurangi pegawai. Sedangkan mahasiswa-mahasiswi freshgraduate terpaksa mengurungkan niat untuk mencari pekerjaan karena semakin sedikitnya lapangan pekerjaan.
Di tengah pandemi yang sudah memasuki era new normal ini telah banyak mematahkan semangat para pemuda-pemudi untuk mencapai impiannya demi menaati pemerintah dalam rangka mengurangi angka penyebaran corona virus.
Namun begitu banyak pula pemuda-pemudi yang masih bersemangat dan tetap dapat melihat peluang yang ada. Salah satunya adalah seorang pemuda berasal dari daerah Tanah Karo, Berastagi.
Dia adalah M Iqbal Harefa seorang mahasiswa akhir yang baru saja menyelesaikan sidang skripsinya. Selain menjabat sebagai presiden mahasiswa USU periode 2019-2020 dengan Kabinet Ambil Peran-nya, dia juga aktif menginspirasi berkat motivasinya di seminar-seminar yang sudah banyak di isinya di berbagai daerah.
Berawal dari resep keluarga sejak tahun 2000, pemuda ini ternyata malah melihat peluang bisnis dari celah pandemi. Pemuda ini menjalankan usaha dengan memanfaatkan hasil bumi dari daerah tanah kelahirannya itu. Usaha yang dijalankannya ini adalah jahe merah bubuk dalam kemasan botol berukuran 100 gram dan kemasan plastik untuk kiloan yang di produksi sendiri.
Sosok dibalik sosok dalam memproduksi jahe merah ini tidak lain adalah ayahnya sendiri. Sejak anak-anaknya kecil, beliau kerapkali membuatkan ramuan jahe merah untuk pertolongan pertama saat mereka terserang batuk, flu, pilek ataupun masuk angin. Tetangga-tetangga di sekitar pun mulai nebeng untuk dibuatkan.
Kemudian dalam skala kecil mulai menjualkan ke warung-warung dengan kemasan plastik bening. Pada pertengahan bulan juni 2020 barulah pemuda ini serius dan tekun dalam mengembangkan usaha jahe merah ini. Dengan design pada kemasan yang semakin menarik, mulailah ia mempromosikan di akun instagram miliknya.
Namun tak di duga-duga, Jahe Atok di sambut hangat oleh followers instagramnya. Dalam kurun waktu 2 bulan, Jahe Atok telah menjual sekitar 100 kg. Banyak pula yang membeli untuk dijual lagi atau istilahnya menjadi reseller. Tak tanggung-tanggung Jahe Atok kini terjual hingga ke luar pulau sumatera.
Meskipun baru 2 bulan memulai produksi kembali, usahanya kini sudah memiliki rumah produksi dan memiliki mesin sendiri. Yang awalnya memproduksi Jahe Atok hanya ia dan ayahnya, kini mereka sudah mempunyai 1 karyawan.