Lihat ke Halaman Asli

Simpet Soge

Bapak dari seorang putra.

[Fabel] Kumbang yang Licik

Diperbarui: 7 November 2015   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kumbang"][/caption]Jauh di dasar bumi tinggallah Demiurg, pembantu Dewi Bumi. Ia bernama Kia Tana Ekan. Tugasnya adalah menjaga dasar bumi agar kokoh berdiri. Ia mempunyai teman seekor binatang yang sering membawa kabar tentang keberadaan manusia dari permukaan bumi. Binatang itu adalah kumbang. K-ers pasti tahu binatang yang ini. Makanan kumbang adalah kotoran binatang lain. Ia membuat terowongan-terowongan jauh ke dalam tanah untuk menyimpan cadangan makanannya agar tak diganggu. Ia pun jadi informan kepercayaan Demiurg karena seringnya ia bolak balik dari dua tempat berbeda ini. Dari permukaan bumi yang lapang hingga di terowongan dalam tanah yang sempit dan gelap.

Pada suatu hari, Kumbang terperosok ke dalam genangan kotoran sehingga bukan hanya kakinya yang kotor melainkan seluruh badannya pun ikut bau busuk. Ia coba membersihkannya tetapi sia-sia. Keadaan inilah yang mengundang tanya Demiurg, Kia Tana Ekan.

''Wahai sahabatku Kumbang,'' begitu sapa Demiurg, ''mengapa gerangan tubuhmu berbau busuk?''

''Ampun Gusti'', jawab si Kumbang yang tiba-tiba muncul akal bulusnya. ''Manusia di permukaan bumi telah dilanda perang dan kelaparan. Mereka semua mati. Mayat bertebaran di mana-mana dan bau busuk mayat-mayat itulah yang menempel di tubuhku.'' Kumbang mengarang cerita sambil memasang mimik seolah-olah sedang bersedih.

''Tak satupun dari mereka yang hidup?'' Tanya Demiurg.

''Iya tak satu pun.''

Tetapi Kia Tana Ekan tidak percaya begitu saja. Ia menyentuh sendi bumi dan mengguncangnya sedikit sehingga timbul gempa dahsyat. Serentak ketika guncangan gempa terjadi, dari jauh terdengar suara-suara manusia.

''Ternyata masih ada yang tersisa dari bencana itu,'' ujar Demiurg. Demiurg sadar, selama umat manusia masih ada, ia tetap bertugas di dasar bumi.

Kecewa akal bulusnya tak kesampaian, Kumbang melompat kembali ke terowongannya dan bekerja mengumpulkan kotoran. Ia menunggu kesempatan lain untuk menipu Kia Tana Ekan.

Bagi masyarakat Lamaholot di Flores, setiap ada guncangan gempa mereka berteriak sekeras-kerasnya supaya didengar oleh Kia Tana Ekan. Dengan teriakan itu, Kia Tana Ekan akan tahu bahwa masih ada manusia di bumi. Teriakan ini sekaligus sebagai peringatan untuk waspada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline