Lihat ke Halaman Asli

Kepemimpinan Abu Bakar: Transformasi Politik dan Agama Pasca Kematian Nabi Muhammad

Diperbarui: 3 November 2023   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Abu Bakar Ash-Shiddiq, siapa sih yang tidak kenal beliau?

Abu Bakar adalah sahabat utama Nabi yang menjadi salah satu pemeluk Islam awal. Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq karena ia membenarkan Rasulullah dalam banyak peristiwa, seperti ketika Rasulullah melakukan Isra Mi'raj banyak orang yang tidak percaya tapi Abu Bakar membenarkannya.

Abu Bakar merupakan khalifah pertama. Menjelang wafatnya Nabi Muhammad Saw dan saat beliau sakit, Abu Bakar ditunjuk oleh Nabi sebagai penggantinya untuk mengimani shalat. Boleh jadi, ini sebuah pertanda bahwa nabi ingin Abu Bakar sebagai penggantinya.

Biografi Singkat Abu Bakr Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq nama lengkapnya adalah 'Abdullah ibn 'Ustman ibn 'Amir ibn 'Amr ibn Ka'ab ibn Sa'ad ibn Taym ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Lu-ay ibn Ghalib ibn Fihr al Taimiy (Ibn ‘Abd al Bar, 1398: 234), sehingga nasabnya bertemu dengan Nabi Saw pada kakek moyang mereka Murrah ibn Ka’ab. ketika masih kecil Abu Bakar bernama Abdul Ka`bah. Kemudian nama itu diubah oleh Rasulullah saw menjadi Abdullah.

Kira-kira apa saja  tranformasi yang sudah dilakukan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq semasa pemerintahannya?

Terciptanya Stabilitas Politik

Pada masa Abu Bakar r.a., kestabilan politik yang telah Rasulullah bangun berangsur-angsur hancur. Awal   masa   kepemimpinan   Abu   Bakar   diwarnai   dengan   berbagai   peristiwa   dan pemberontakan. Diantara peristiwa tersebut antara lain:

  • Masifnya kemunculan orang-orang murtad,
  • Mengaku  diri  sebagai  nabi,
  • Pemberontakan  dari  beberapa  kabilah  Arab, dan
  • Banyaknya orang-orang yang menolak untuk membayar zakat.

Pada masa pemerintahannya stabilitas politik dapat tercipta karena Landasan sistem politik Abu Bakar, sebagaimana yang tercantum dalam pidatonya setelah pemilihan khalifah, yang terdiri dari delapan poin:

  • Aku diangkat menjadi pemimpin kalian, namun aku bukanlah yang terbaik diantara kalian.
  • Jika aku berlaku baik, maka bantulah aku.
  • Jika aku berlaku jahat, maka tegakkanlah hukum atasku.
  • Kejujuran adalah amanat dan kebohongan adalah khianat.
  • Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dalam memerintah kalian, namun jika aku maksiat, maka tidak ada kata taat kepadaku atas kalian.
  • Ketahuilah, yang terkuat diantara kalian di sisiku lemah, hingga aku mengambil hak darinya. Dan yang terlemah di antara kalian di sisiku kuat, hingga aku mengambil hak untuknya.
  • Tidak meninggalkan jihad oleh suatu kaum kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka sebuah kehinaan.
  • Tidak tersebar kekejian dalam suatu kaum kecuali Allah akan menimpakan bala secara menyeluruh. Aku katakan perkataanku ini dan aku memohon ampunan kepada Allah, untukku dan untuk kalian.

Selain itu stabilitas politik diraih Abu Bakar dengan cara pengambilan keputusannya, yang mana Abu Bakar selalu mengutamakan Al-Qur'an dan hadits dalam penyelesaiannya, jika memang tidak ditemukan di dalam Al-Qur'an ataupun hadits maka beliau akan berdiskusi bersama orang-orang yang memang kompeten dalam bidang tersebut.

Di bawah kepemimpinan Abu Bakar, bangsa-bangsa Arab yang terpecah belah oleh berbagai kekuasaan politik disatukan dan terbentuklah sistem pemerintahan negara yang tidak pernah diperhatikan oleh bangsa Arab sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline