"Belum latihan?" tanyaku bercampur heran. Gadis berperawakan mungil di depanku mengangguk.
"Lha, lombanya tinggal 3 hari lagi." Hanya seulas senyum tipis sebagai jawaban. Senyum bingung.
"Yang lain bagaimana?" Dia menatapku.
"Maksudnya pembagiannya bagaimana?" jelasku.
"Saya nyanyi. Denise main gitar. Kenneth main bass dan Felisia keyboard. Hari ini Felicia tanding badminton dan Denise pengurus OSIS. Sibuk urus class meeting."
"Sudah pernah kumpul sebelumnya?" tanyaku sangsi. Anggukan kepalanya menguatkan dugaanku. "I have to do something," pikirku.
"Kalau begitu, pulang sekolah kita coba latihan ya. Nanti Bapak bantu. Tolong sampaikan ke yang lain."
Ternyata permintaanku salah besar karena aku lupa sudah berjanji dengan tim Bahasa Inggris yang akan ikut lomba. Ketika Jeje menagih, maka gelagapanlah aku dan menjanjikan latihan hari berikutnya yang kembali kuingkari. Aku telah mencorengkan 2 garis ingkar janji di dahiku dan entah apakah Jeje masih percaya padaku.
***
"Panggilan kepada Bapak/Ibu guru untuk segera berkumpul di kelas 9B." Panggilan itu jelas terdengar dari speaker kelas. Aku mengabaikannya dan kembali fokus pada Jeje dan Kenneth.
"Kita coba lagi dua kali. Yang kedua kali naikan 1 oktaf sebagai variasi. Kenneth, kasih kode ya kapan Jeje nyanyi setelah intro," pintaku pada gitaris kelas.