Telur Penyu Disikat kembali di Pulau Midai, Natuna, Kepri
Telur Penyu Disikat kembali di Pulau Midai (Jika Anda Peduli Penyu Share/Berbagi)
Tadi malam dapat kiriman foto kembali dari masyarakat nelayan Pulau Midai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepuluan Riau.
Masih terjadi kembali pengambilan telur penyu oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Dimana baru saja penyu selesai menutup sarang telurnya dengan pasir langsung dikorek kembali olek oknum yang mengambil telur penyu tersebut.
Masyarakat Nelayan yang peduli hanya dapat menyaksikan saja tindakan yang tidak terpuji ini, ketidak berdayaan mereka untuk mencegah atau melarang pengambil telur penyu ini menjadikan makin punahnya penyu-penyu di dunia.
"Kami tidak bisa melarang pak, kadang kami bisa terancam jika kami melarangnya". seperti di ceritakan masyarakat nelayan tersebut melalui telepon.
Kondisi yang menjadi biasa bagi masyarakat untuk mengambil telur penyu yang mungkin sudah turun-temurun di lakukan adalah suatu hal yang susah untuk dilarang. Bagi sebagian masyarakat disana pengambilan telur penyu sudah hal biasa terjadi dan mereka tidak pernah ada yg melarang atau memperingati sehingga mereka menganggap mengambil telur penyu adalah hal yang Legal.
Menurut cerita masyarakat nelayan yang peduli ada cukong yang siap menampung telur-telur ini dengan harga yang menguntungkan, sehingga masyarakat juga tergiur. Tapi si cukong tau bahwa yang dilakukannya adalah Ilegal, karena selama ini dalam setiap transaksi penjualan telur selalu tertutup atau sembunyi-sembunyi. Cukong yang sudah turun-temurun melakukan kegiatan Ilegal ini berlogat dari daratan masyarakat kepuluan Sulawesi.
Saat ini sedang musim-musimnya didaerah pulau-pulau kecil di Kepuluan Natuna sedang berlangsung musim bertelur penyu.
Di daerah sekitar kepulaun natuna terdapat beberapa pulau kecil sebagai habitat penyu untuk bertelur selaian di Pulau Midai, ada juga di temukan di Pulau Serayak dan Pulau Timau, terkadang juga terdegar bertelur di Pulau Subi yang merupakan pulau terluar.
Kita bersyukur masih ada masyarakat nelayan yang peduli terhadap Habitat Bertelurnya Penyu ini, mereka akan terus berkomitmen walaupun dengan kondisi keterbatasan dari segi biaya operasinal.