Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana Geopark Kaldera Danau Toba [GKDT] atau Monaco of Asia Hanyalah Bentuk PHP Pemerintah Pusat

Diperbarui: 3 Juni 2016   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="MONACO OF ASIA, www.bullshit.com"][/caption]

 

Tepat beberapa hari yang lalu, saya berdiskusi tentang  “Geopark Kaldera Danau Toba [GKDT] atau Monaco Of Asia”, di Universitas Negeri Medan bersama kawan-kawan saya yang berprofesi sebagai dosen/peneliti. Didalam diskusi kami, kami mendiskusikan beberapa masalah yang berkaitan mengenai "Geopark Kaldera Danau Toba  atau Monaco Of Asia".  Adapun beberapa masalah yang kami diskusikan ialah sebagai berikut:

1. Masyarakat di sekitaran Danau Toba sulit membedakan "apa itu Geopark dan apa itu Monaco Of Asia".

2.Masyarakat di sekitaran Danau Toba sebatas berpikir bahwa dengan adanya geopark maka jalan menuju ke daerah yang menjadi cakupan geopark menjadi bagus.

3. Pelaksanaan geopark akan terbentur dengan tanah ulayat.

4.Monaco Of Asia merupakan konsep hedonisme hidup yang bertentangan dengan budaya masyarakat batak selama ini.

5. Masyarakat di sekitaran danau toba masih berperilaku tradisional dan hal ini dapat dibuktikan dengan perilakunya sebagai berikut:

a] Merasa dirinya sebagai raja.  Hal ini disebabkan didalam filosofi batak dinyatakan bahwa "semua orang batak itu adalah raja".

b] Jarang menjaga kebersihan. Hal ini dapat terlihat dari kebiasaan masyarakat batak yang berada diseputaran danau toba. Kebiasaannya ialah sebagai berikut: mencuci masih didanau, buang air besar masih didanau, dan buang sampah masih didanau.

c] Belum tentu para penari batak di Festival Danau Toba mau menari seperti penari barong  dibali, apabila honornya telat dibayar atau tidak dibayar sama sekali dalam rangka untuk menyambut wisatawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline