Lihat ke Halaman Asli

Nkrumah dan Tesis Tiga Warisan dan Pembangunan dalam Masyarakat Afrika

Diperbarui: 29 Januari 2016   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lawrence O. Bamikole, Ph.D

Departemen Bahasa, Filsafat dan Linguistik

Universitas West Indies

Mona, Jamaica.

Abstrak

Kebutuhan ideologi sebagai katalis pembangunan sosial dan politik masyarakat Afrika telah menjadi pusat perjuangan orang terjajah untuk mencapai kebangsaan. Salah satu asumsi dasar yang dianut oleh para pemimpin di negara-negara ini adalah bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan yang berharga ini jika mereka masih bersandar pada ideologi penguasa kolonial mereka. Namun, titik awal dan bahan-bahan dari ideologi ini berbeda dari satu pemimpin ke yang lain. Jadi sementara beberapa percaya bahwa ideologi tersebut harus berakar pada budaya tradisional masyarakat ini, yang lain percaya bahwa budaya tradisional saja tidak dapat menjadi dasar yang layak bagi ideologi tersebut mengingat fakta bahwa budaya tradisional telah ketinggalan zaman dan karena itu tidak bisa menjadi dasar ideologi untuk pengembangan negara Afrika modern.

Posisi ini telah didukung oleh argumen dari semua pihak, termasuk banyak sarjana sosial dan pemikir politik Afrika. Dengan menggunakan petunjuk dari elemen dialektis dalam pengertian Nkrumah dari filosofis kesadaran, makalah ini mengemukakan bahwa mengingat realitas sosial dan politik kontemporer di dunia, ideologi khas untuk pengembangan masyarakat Afrika hanya bisa muncul dari sintesis (kreolisasi) dari tradisional dan unsur-unsur modern ruang Afrika. Makalah ini menunjukkan perlunya untuk sintesis yang lama dan unsur-unsur baru dari realitas sosial-budaya Afrika sebagai paradigma pembangunan dari masyarakat ini di abad duapuluh satu ini dan seterusnya.

Pendahuluan

           Masyarakat yang telah dijajah terkena dampak negatif dalam banyak hal, terutama dalam erosi nilai-nilai budaya mereka. Suatu masyarakat yang nilai-nilai budaya telah terkikis juga kehilangan identitasnya karena budaya mendefinisikan siapa kita, bagaimana orang lain melihat kita dan bagaimana kita dapat berhubungan dengan lingkungan alam dan sosial kita untuk memastikan kelangsungan hidup dalam lingkungan sosial yang telah diganggu oleh kontestasi tak terkendali demi supremasi politik dan ekonomi. Mengingat fakta bahwa masyarakat Afrika merindukan pembangunan, dan pembangunan dikaitkan dengan pengertian tentang budaya dan identitas (Falola 2003), bagaimana masyarakat ini memetakan rencana untuk pembangunan sedemikian rupa sehingga mereka tidak dianggap sebagai pelengkap belaka terhadap warisan sistem kolonial? Jawaban atas pertanyaan ini dapat dengan mudah ditemukan dengan mengadopsi rencana tindakan tertentu yang dipercaya oleh para pemimpin politik di masyarakat Afrika didasarkan pada orientasi dan nilai masyarakat. Mengingat fakta bahwa budaya adalah penyampaian nilai-nilai yang membentuk masyarakat, berarti bahwa rencana tindakan yang ditujukan bagi pembangunan masyarakat harus memiliki hubungan yang melekat dengan budaya.

            Namun, masalah yang timbul dalam hubungan ini adalah bahwa budaya bersifat dinamis dan dengan demikian bagaimana elemen yang mendasari apa yang dianggap sebagai indikator identitas? Tujuan kita dalam makalah ini adalah untuk menunjukkan model dimana upaya untuk membangun masyarakat Afrika bisa berhasil mengingat sejarah mereka dan hubungan rasial dan ekonomi yang ada di antara masyarakat-masyarakat ini dan Barat dan negara-negara Asia. Pertanyaan yang menarik perhatian kita telah dirumuskan secara klinis oleh Falola (2003). Pertanyaannya adalah: Bagaimana masyarakat Afrika dapat menggunakan identitas mereka untuk melakukan pembangunan? Apakah itu dapat memberi kemajuan tanpa visi dari masa lalu, atau bisa menghubungkan pembangunan masa depan dengan tradisi sejarah? Pertanyaan seperti itu membutuhkan adopsi ideologi tertentu yang didasarkan pada budaya masyarakat. Bagaimana para generasi muda pemimpin Afrika membuat rencana pembangunan negara baru mereka. Namun, mengingat lingkungan global saat ini, bagaimana masyarakat Afrika dapat mengejar tujuan pembangunan tanpa kehilangan identitas mereka? Tiga strategi yang dikemukakan adalah:

i.         Masyarakat Afrika harus beralih ke arah globalisasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline