Lihat ke Halaman Asli

Seno Rocky Pusop

@rockyjr.official17

5 Sikap Gereja terhadap Dunia dan Kebudayaan Menurut Niebuhr dalam Konteks Berteologi di Tanah Papua

Diperbarui: 20 Maret 2023   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Khasana Adat Papua : shopee.co.id/babydoolcuing

Sepintas tentang H. Richard Niebuhr (1894-1962) adalah Teolog dan Etikus Kristen Amerika yang paling terkenal karena bukunya Christ and Culture (Kristus dan Kebudayaan-1951) dan Radical Monotheism and Western Culture (1960).

Niebuhr pernah mengajar selama beberapa dasawarsa di Sekolah Teologi Yale. Teologinya bersama teologi rekannya Hans Frei di Yale yang telah menjadi salah satu sumber utama dari teologi pasca-liberal yang kadang disebut sebagai aliran Yale.

Keprihatinannya dalam cara pandang dan paradigma berpikir dengan stimulasi bagaimana manusia berhubungan dengan Allah, dengan sesamanya, dengan komunitas-komunitas yang kedalamnya mereka terhisab, dalam korelasinya dengan agama Kristen yang menanggapi dunia dan kebudayaan.

Karyanya yang paling terkenal adalah Christ and Culture. Buku ini sering dirujuk dalam diskusi, menjadi bahan mata kuliah di kampus teologi, bahkan respon kekristenan terhadap dunia sekitar. Berdasarkan buku ini, terbentang 5 sikap gereja terhadap dunia dan kebudayaan dalam konteks berteologi di Tanah Papua seagai berikut :

(1) RADIKALISASI
Secara mendasar Kristus menentang kebudayaan, Kristus dianggap berlawanan dengan Masyrakat terlebih khusus dalam kehidupan kebudayaan di Tanah Papua yang menyatakan sikap bahwa harus memilih Kristus atau kebudayaan (dalam hal ini kepercayaan dalam agama suku), yang masih melekat erat dalam tatanan falsafah hidup masyarakat.

Masyarakat di Papua yang masih dalam tegangan atau kesangsian karena memilih atau mulai mengikuti Kristus atau Kepercayaan agama suku. Pandangan dan sikap Kristus yang keras dapat menjauhkan kebudayaan yang terjadi di Tanah Papua dapat menyebabkan konfrontasi antara injil dan kebudayaan.

(2) AKOMODASI
Sesuatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan. Budaya sebagai tempat bagi Kristus yang datang dan masuk dalam kehidupan masyarakat kepercayaan agama suku. Kristus milik kebudayaan, sikap ini memperlihatkan keselarasan antara Kristus dan kebudayaan.

Dalam kehidupan kebudayaan di Tanah Papua yang masih kafir saat itu, Yesus dilihat sebagai pahlawan yang menghadirkan hal-hal baik dalam sejarah masuknya injil dalam kebudayaan di Tanah Papua. Kendati pun demikian Kristus dianggap selaras dengan kebudayaan.

(3) BERPADUAN
Menjadi satu benar, atau luluh dan bercampur menjadi satu. Itulah kebudayaan menyatu dengan Kristus dalam kebudayaan masing-masing suku di Tanah Papua. Injil dapat menyesuaikan diri dengan dan dalam kebudayaan.

Atau dalam pandangan lain sudah lama berpaduan itu di nanti, kemudian hari injil Yesus Kristus itu menyatu dengan kebudayaan. Dalam hal ini memiliki satu kasatuan pikiran atau kebudayaan memiliki pikiran yang sama dengan Kristus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline